Leaflet adalah salah satu media pemasaran berbentuk cetak. Di tengah maraknya digital marketing, media leaflet masih dinilai efektif untuk mempromosikan berbagai produk dan event.
Bahkan tak hanya untuk promosi, leaflet juga bersifat informatif dan edukatif karena sering digunakan untuk berbagi informasi tertentu kepada masyarakat.
Memangnya, seperti apa bentuk leaflet dan isinya terdiri dari apa saja? Apakah cara membuat leaflet sama seperti media cetak lainnya? Yuk, kita kenalan lebih jauh dengan apa itu leaflet dalam artikel ini!
Pengertian leaflet adalah media cetak berbentuk selebaran yang dilipat menjadi 2-4 bagian.
Umumnya, konten leaflet berisi pesan atau informasi untuk memasarkan produk maupun mengedukasi khalayak umum.
Konten leaflet berbentuk teks dan biasanya dilengkapi ilustrasi agar lebih menarik.
Karena model isi kontennya, leaflet juga termasuk salah satu bentuk reklame, yakni pemberitahuan tentang suatu produk. Itulah kenapa beberapa orang menyebutnya sebagai reklame leaflet.
Namun, fungsi dan tujuan leaflet cukup luas. Hal itu juga yang menjadi alasan kenapa leaflet masih digunakan sampai sekarang.
Secara umum, fungsi dan tujuan leaflet terbagi menjadi tiga, yakni sebagai alat komunikasi, promosi, dan identifikasi. Berikut ini penjelasannya:
Sebagai alat komunikasi, fungsi leaflet digunakan untuk memberikan informasi atau edukasi kepada khalayak umum tentang suatu topik.
Beberapa contoh leaflet sebagai alat komunikasi adalah leaflet tentang gizi seimbang untuk anak, informasi tentang destinasi wisata, cara mengatasi nyamuk demam berdarah, atau edukasi tentang suatu penyakit.
Selain untuk mengomunikasikan suatu informasi, fungsi leaflet juga untuk mempromosikan suatu produk kepada masyarakat luas.
Contoh leaflet sebagai alat promosi adalah leaflet kartu kredit atau deposito yang dibagikan oleh bank.
Karena tujuannya adalah untuk promosi, reklame leaflet umumnya menggunakan gaya bahasa yang lebih persuasif.
Selain itu, gambar leaflet juga dibuat eye-catching untuk menarik perhatian masyarakat umum.
Bahkan, beberapa perusahaan menyertakan kupon diskon ke dalam leaflet agar masyarakat semakin termotivasi untuk langsung membeli produk yang dipromosikan.
Sebagai alat identifikasi, leaflet artinya memiliki fungsi untuk memperkenalkan suatu merek, perusahaan, atau logo bisnis kepada masyarakat.
Contohnya adalah leaflet klinik atau rumah sakit yang berisi informasi penting, seperti alamat, nomor telepon, layanan, dan fasilitas.
Nah, berdasarkan fungsi dan tujuannya sebagai alat identifikasi, promosi, serta komunikasi, leaflet terbagi lagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik. Ada apa saja?
Dengan fungsi dan tujuannya yang cukup beragam, tidak mengherankan apabila media leaflet hadir dalam banyak jenis konten.
Berikut adalah jenis-jenis leaflet mulai dari leaflet untuk bisnis, amal, hingga pendidikan:
Sesuai namanya, leaflet satu ini memuat informasi lengkap tentang program atau acara konferensi; mulai dari tema acara, lokasi dan jadwal konferensi, profil para pembicara yang hadir, hingga cara untuk mendaftar konferensi tersebut.
Umumnya, leaflet bisnis dibuat untuk memperkenalkan suatu brand, bisnis atau perusahaan kepada masyarakat.
Jadi, jangan heran kalau kamu menemukan logo bisnis dalam leaflet satu ini. Biasanya, leaflet bisnis juga akan menyebutkan produk yang dijual oleh perusahaan.
Pada dasarnya, leaflet adalah sebuah media pemasaran. Alhasil, leaflet promosi paling umum ditemukan di pasaran.
Tujuannya leaflet promosi sangat jelas, yakni untuk mempromosikan suatu produk kepada khalayak luas agar mereka tertarik untuk membelinya.
Karena itu, leaflet promosi biasanya memuat informasi tentang keunggulan produk, harga, hingga cara beli.
Kamu pernah mendapatkan leaflet berisi informasi tentang suatu sekolah, universitas, atau lembaga les? Itulah contoh leaflet pendidikan!
Umumnya, informasi yang dimuat dalam leaflet pendidikan adalah alamat lembaga, fasilitas, daftar ekstrakurikuler atau unit kegiatan mahasiswa (UKM), prestasi dari beberapa murid atau mahasiswa, tata cara pendaftaran, hingga biaya pendidikan.
Pengertian leaflet amal adalah leaflet yang ditujukan untuk mengajak masyarakat melakukan kegiatan amal.
Beberapa contoh ajakan dalam leaflet alam adalah memberikan donasi kepada korban bencana alam, menyumbang biaya pembangunan masjid, atau untuk bagi-bagi sembako kepada keluarga yang membutuhkan.
Untuk memberi tahu keberadaan suatu klinik, biasanya pihak klinik akan membuat dan menyebarkan leaflet.
Isinya memuat informasi tentang lokasi dan nomor telepon klinik, fasilitas dan layanan yang disediakan, hingga jadwal praktik dokter.
Leaflet juga bisa digunakan untuk memperkenalkan perusahaan startup, baik kepada masyarakat umum maupun calon investor.
Melalui leaflet satu ini, kamu bisa menemukan berbagai informasi tentang startup; mulai dari kisah pendirian, profil founders, produk yang dikembangkan, hingga masalah yang coba mereka pecahkan dengan produk tersebut.
Pada umumnya, leaflet satu ini memuat detail tentang jasa laundry yang ditawarkan serta harga dan lokasi.
Beberapa penyedia jasa laundry juga memberikan diskon khusus melalui leaflet tersebut. Biasanya, mereka akan menyebarkan leaflet laundry di daerah perumahan atau pemukiman.
Arti leaflet konstruksi adalah leaflet yang digunakan untuk memperkenalkan atau mempromosikan perusahaan konstruksi.
Cakupannya cukup luas, seperti jasa pembangunan dan renovasi bangunan, jasa arsitektur, hingga jasa kontraktor mekanikal dan elektrikal.
Leaflet satu ini termasuk dalam jenis leaflet pendidikan sehingga isinya pun tidak jauh berbeda.
Biasanya, leaflet taman kanak-kanak menyajikan informasi tentang lokasi dan kontak sekolah, fasilitas, profil tim pengajar, metode pengajaran, hingga biaya pendaftaran dan pendidikan.
Namun, meskipun terdiri dari banyak jenis, leaflet memiliki ciri-ciri yang seragam sehingga membuatnya mudah dikenali. Memangnya seperti apa, sih, ciri ciri leaflet?
Tidak sulit untuk membedakan leaflet dari media promosi lain yang berbentuk cetak. Kamu bisa mengenali leaflet dengan memperhatikan ciri-ciri berikut ini:
Leaflet memiliki banyak ukuran karena menyesuaikan preferensi masing-masing pembuatnya.
Namun, ukuran leaflet umumnya adalah sebesar kertas A4 atau sekitar 21 x 29,7 cm. Kertas tersebut kemudian kamu lipat menjadi 2-4 bagian sebelum disebarluaskan.
Karena bentuknya tersebut, pesan atau informasi teks dalam leaflet pun cenderung singkat, padat, dan jelas. Biasanya, teks pada leaflet hanya terdiri dari 200-400 karakter.
Tak hanya teks, leaflet juga umumnya dilengkapi dengan grafis, baik dalam bentuk foto maupun ilustrasi.
Gambar leaflet biasanya disesuaikan dengan jenis informasi yang disampaikan. Visualnya juga cenderung menggunakan warna cerah untuk menarik perhatian masyarakat.
Ciri-ciri leaflet juga bisa kamu lihat dari sistem distribusinya. Agar bisa sampai ke masyarakat luas yang menjadi target pembaca, leaflet harus disebarkan secara manual.
Misalnya, leaflet universitas dibagikan kepada murid SMA, sedangkan leaflet laundry disebarkan di area perumahan.
Leaflet artinya media promosi berbentuk cetak, sehingga pasti membutuhkan percetakan.
Sebelumnya, kamu harus membuat desain leaflet terlebih dulu menggunakan software desain seperti Adobe Photoshop atau Canva.
Last but not least, ciri-ciri leaflet juga mencakup adanya tujuan yang jelas sesuai kebutuhan masing-masing pembuatnya.
Seperti yang dijelaskan pada poin di atas, suatu leaflet bisa bertujuan untuk mengomunikasikan informasi, promosi produk, atau memperkenalkan perusahaan.
Agar lebih mudah mengenali leaflet, memahami ciri-cirinya saja tidaklah cukup. Kamu juga perlu mengetahui bentuknya yang umum ditemui di pasaran.
Leaflet memiliki bentuk yang cukup berbeda dari media promosi cetak lainnya. Umumnya, leaflet terdiri dari 2-4 lipatan dengan konten yang dicetak pada kedua sisinya.
Selain itu, bentuk leaflet juga bisa kamu kenali dari ukuran dan jenis kertasnya.
Kalau kamu melihat contoh gambar leaflet, mayoritas ukuran leaflet mengikuti kertas jenis A4 atau sekitar 21 x 29,7 cm. Jika ada perbedaan, biasanya ukurannya tidak akan terlalu jauh.
Bukan tanpa alasan, kertas A4 menjadi acuan ukuran leaflet karena dianggap ideal untuk memuat seluruh informasi secara ringkas.
Jika ukuran kertas leaflet terlalu besar, penerima akan kesulitan membawanya sehingga meningkatkan risiko penolakan.
Adapun jika ukuran kertas leaflet terlalu kecil, bisa-bisa informasi yang ingin disampaikan justru tidak muat atau terpaksa harus dicetak dalam ukuran font yang terlalu kecil.
Pada umumnya, kebanyakan leaflet dicetak pada kertas art paper meskipun ada juga yang menggunakan kertas HVS.
Jika dibandingkan, art paper cenderung lebih tebal daripada HVS. Selain itu, tampilan art paper juga lebih mengkilap sehingga terlihat menarik.
Namun, terlepas dari jenis kertasnya, leaflet memiliki struktur yang sama. Struktur tersebut juga umumnya berlaku pada seluruh jenis leaflet. Lantas, struktur leaflet terdiri dari apa saja?
Meskipun leaflet terdiri dari banyak jenis, tujuan, hingga ukuran dan jenis kertas, struktur konten mereka cenderung sama dengan satu sama lain.
Berikut adalah struktur leaflet yang umum digunakan:
Idealnya, leaflet selalu diawali dengan judul pada halaman atau bagian paling depan kertas.
Judul dicetak dalam font paling besar agar penerima bisa langsung mengetahui garis besar informasi yang disajikan dalam leaflet.
Di bawah judul leaflet, biasanya kamu akan menemukan strap-line atau frasa pendek untuk menarik pembaca.
Karena diletakkan pada bagian paling depan kertas leaflet, strap-line harus terdengar catchy supaya penerima leaflet tertarik untuk terus membaca isinya.
Namun, satu leaflet bisa terdiri dari beberapa strap-line. Selain diletakkan di bagian paling depan, strap-line terkadang juga ditulis sebagai signature slogan untuk menjadi penutup leaflet.
Informasi pada leaflet disampaikan dalam bentuk paragraf singkat. Gaya bahasanya juga cenderung ringkas, padat, dan jelas untuk menyesuaikan dengan space.
Itulah kenapa biasanya konten pada leaflet cenderung bersifat to-the-point sesuai tujuan masing-masing.
Komponen satu ini tidak selalu ada dalam leaflet. Namun, bullet points biasanya digunakan untuk menulis suatu daftar agar lebih mudah dibaca.
Misalnya dalam leaflet klinik, format bullet points dipakai untuk menyampaikan fasilitas dan layanan yang disediakan klinik.
Contoh lainnya adalah leaflet sekolah swasta yang menuliskan daftar ekstrakurikuler dalam bentuk bullet points.
Banyak leaflet zaman sekarang yang dilengkapi dengan kode QR yang biasanya diletakkan di bagian paling belakang kertas.
Kode tersebut dapat memudahkan penerima leaflet untuk melakukan tindakan sesuai tujuanmu.
Contohnya, kamu membuat leaflet untuk mempromosikan event konferensi bisnis yang akan diadakan beberapa minggu lagi.
Melalui leaflet tersebut, kamu ingin menarik perhatian orang-orang untuk mendaftar konferensi.
Untuk itu, kamu memilih mencantumkan kode QR pada leaflet. Ketika seseorang melakukan scan kode QR tersebut, mereka akan langsung diarahkan ke halaman formulir online untuk melakukan pendaftaran.
Kalau melihat contoh gambar leaflet pada umumnya, hampir semua leaflet pasti mencantumkan nomor telepon, kontak, dan media sosial pihak pembuat, seperti pihak sekolah, klinik, atau lembaga amal.
Tujuannya adalah mempermudah masyarakat untuk menghubungi mereka.
Komponen satu ini umumnya lebih sering ditemukan pada leaflet promosi. Biasanya, testimonial berasal dari konsumen-konsumen yang memiliki pengalaman baik dengan suatu produk.
Dengan izin dari konsumen yang bersangkutan, perusahaan atau brand mencantumkan testimonial tersebut ke dalam leaflet.
Adanya testimonial menjadi bukti legit yang dapat meyakinkan masyarakat untuk membeli produk tersebut.
Nah, setelah mengetahui bentuk dan struktur leaflet, beberapa dari kamu mungkin jadi teringat dengan media promosi lain yang juga berbentuk cetak, yaitu flyer.
Meski terkesan mirip, kedua media tersebut cukup berbeda dari satu sama lain, lho.
Perbedaan antara leaflet dan flyer bisa kamu lihat dari aspek konten, fungsi, tujuan pemasaran, ukuran, serta cara buat. Berikut penjelasannya:
Mengingat bahwa leaflet merupakan selebaran yang dilipat menjadi beberapa bagian, ia pun bisa mempunyai beberapa layout berbeda pada satu lembar kertas.
Sementara itu, flyer hanya memiliki satu layout karena terdiri dari satu lembar tanpa kamu lipat.
Karena bentuk layout tersebut, leaflet mampu membuat lebih banyak konten sesuai jumlah lipatan kertas. Di lain sisi, konten pada flyer cenderung terbatas dan biasanya lebih didominasi gambar.
Dengan kata lain, konten gambar leaflet lebih sedikit daripada flyer.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, leaflet bisa berfungsi sebagai alat komunikasi, promosi, dan identifikasi atau perkenalan.
Di sisi lain, flyer biasanya lebih sering digunakan sebagai media promosi saja.
Meskipun digunakan sebagai alat promosi, konten leaflet biasanya tetap bersifat informatif.
Contohnya, untuk mempromosikan lembaga les baru, perusahaan akan memberikan informasi lengkap tentang lokasi, kontak, fasilitas, layanan, jenis-jenis paket kelas, hingga harga.
Sementara itu, karena fungsi flyer adalah media promosi, tujuannya pun biasanya lebih spesifik dengan materi konten yang singkat.
Beberapa tujuan pembuatan flyer adalah mengenalkan produk baru, menginformasikan suatu event, atau menyebarkan kabar diskon suatu toko.
Perbedaan antara leaflet dan flyer juga bisa kamu lihat dari ukuran. Umumnya, leaflet dicetak pada art paper berukuran A4 atau sekitar 21 x 29,7 cm sebelum dilipat.
Kertas berukuran A4 juga umum digunakan untuk mencetak flyer. Namun, ada juga flyer yang menggunakan kertas A5 atau sekitar 14,8 x 21 cm.
Sedangkan untuk jenis kertasnya, mayoritas flyer dicetak pada kertas HVS atau art paper tipis.
Dari segi cara pembuatan, perbedaan antara leaflet dan flyer tidak terlalu signifikan. Kamu perlu menentukan tema desain terlebih dulu, kemudian gunakan software seperti Adobe Photoshop untuk mendesain konten leaflet dan flyer.
Bedanya, desain untuk leaflet perlu dibuat mengikuti layout lipatan yang menjadi ciri khasnya. Namun, kamu tidak perlu melakukan hal tersebut pada flyer karena ia berbentuk selebaran biasa.
Selain itu, konten flyer juga biasanya memiliki lebih banyak gambar daripada leaflet.
Berikut ini adalah beberapa contoh leaflet simple yang bisa kamu tiru:
Berikut adalah contoh leaflet karya Karta Sasmitha yang dibuat untuk produk kecantikan:
Berikut adalah contoh leaflet karya Karta Sasmitha yang dibuat untuk bisnis dan perusahaan:
Berikut adalah contoh leaflet karya Karta Sasmitha yang dibuat untuk restoran:
Nah, kini kamu telah mengetahui berbagai contoh tampilan leaflet. Kamu juga bisa membuat sendiri leaflet seperti contoh di atas untuk mendukung strategi pemasaran di dunia kerja.
Memangnya, seperti apa cara membuat leaflet?
Sebetulnya, tidak ada aturan baku dalam membuat leaflet sehingga kamu bisa mudah berkreasi. Namun, pastikan desain tersebut sejalan dengan tujuan atau pesan yang ingin kamu disampaikan.
Dalam dunia kerja, biasanya pembuatan leaflet sederhana maupun materi pemasaran lain disertai dengan brief.
Brief inilah yang akan menjadi panduan kamu dalam membuat konten leaflet. Secara umum, berikut langkah-langkah yang bisa kamu ikuti terkait cara membuat leaflet dengan baik:
Seperti yang sudah kamu tahu, selebaran leaflet memiliki lipatan yang membaginya menjadi beberapa bagian.
Sebelum mulai mendesain, kamu perlu menentukan format lipatan leaflet terlebih dulu. Sesuaikan dengan jenis konten dan banyaknya informasi yang akan disampaikan.
Sebagai bahan pertimbangan, berikut beberapa jenis format lipatan yang biasanya digunakan pada leaflet:
Setelah menentukan format yang pas, kamu bisa memilih template desain leaflet. Sebetulnya, kamu bisa membuat template sendiri. Namun, jika ingin menghemat waktu dan tenaga, kamu sebaiknya memanfaatkan software desain seperti Canva.
Cukup ketikkan keyword “leaflet” pada kolom search, tekan tombol “enter”, dan Canva akan langsung menampilkan deretan template leaflet dalam berbagai desain.
Banyak juga di antaranya yang bisa kamu pakai secara gratis, lho! Kamu bisa memilih template yang sesuai dengan identitas visual brand serta pesan yang ingin disampaikan.
Misalnya, untuk mempromosikan produk makeup, membuat leaflet dengan template warna-warni akan terlihat lebih menarik.
Sedangkan untuk leaflet bisnis, kamu bisa memilih template dengan desain berwarna netral.
Berdasarkan template yang telah dipilih, kamu bisa memasukkan konten informasi yang hendak disampaikan melalui leaflet.
Sesuaikan kembali tata letak, jenis font, dan ukuran font untuk memastikan informasi tersebut mudah dibaca.
Selain itu, kamu juga bisa mengatur ulang desain tanpa harus mengubah keseluruhan template.
Misalnya, template pilihanmu memasang gambar makeup pada salah satu bagian. Namun, karena konten leaflet-mu membahas tentang pendidikan, kamu bisa mengubah gambar tersebut dengan ikon, simbol, gambar, atau mengandung foto anak sekolah agar lebih populer.
Sudah selesai mendesain leaflet? Periksa ulang dan minta orang lain untuk ikut mengeceknya.
Dengan begini, kesalahan seperti typo, ketidaksesuaian warna, hingga readability atau tingkat keterbacaan konten yang buruk bisa dihindari.
Jika semua hal sudah oke dan lolos pengecekan, tentukan jenis kertas untuk mencetak leaflet. Umumnya, kertas leaflet menggunakan art paper yang tebal dengan tampilan mengkilap.
Tapi kalau ingin lebih hemat, kamu bisa mempertimbangkan HVS.
Leaflet adalah salah satu media cetak yang hingga kini masih efektif digunakan untuk promosi.
Namun, kamu tetap harus mempelajari media-media pemasaran lain yang bersifat konvensional.
Pasalnya, masih banyak media lain yang bisa kamu gunakan untuk memasarkan produk seperti brosur, baliho, x-banner, hingga spanduk. Setiap media promosi itu punya karakter dan keunggulan masing-masing.
Kalau kamu butuh insight tambahan seputar marketing dan dunia kerja, kamu bisa mengunjungi rubrik Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.
Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet.
Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.
Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!