Asesmen: Fungsi, Jenis, dan Tujuannya dalam Perusahaan

Asesmen: Fungsi, Jenis, dan Tujuannya dalam Perusahaan
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 26 January, 2024
Share

Ketika masuk dunia kerja, asesmen menjadi proses yang sangat penting. Perusahaan pastinya ingin mempertahankan pegawai terbaiknya. Tujuannya untuk menjaga produktivitas sekaligus efisiensi biaya rekrutmen.

Nah, melalui asesmen, kompetensi dan kinerja karyawan akan dinilai. Ketika proses penilianan kinerja ini, karyawan dapat menjelaskan pencapaian dan tantangan yang mereka temukan. Nantinya, hasil tersebut menjadi bahan evaluasi agar karyawan dan perusahaan bisa berkembang.

Lantas, bagaimana cara menghadapi asesmen? Supaya kamu lebih siap, simak penjelasan lengkap asesmen dalam artikel ini. 


⁠Apa Itu Asesmen?  

Sebelum mengulas lebih jauh, mari kita mulai dulu dengan membahas pengertian asesmen (assesment).

Istilah asesmen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti penilaian.  Namun, dalam prinsipnya, asesmen tidak hanya terbatas pada penilaian. 

Secara lebih luas, arti asesmen adalah proses penilaian yang terdiri dari beberapa tahap, mulai dari mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data atau informasi tentang seseorang.

Penerapan assesment sebenarnya bisa dalam berbagai konteks, termasuk di lingkungkan kerja.

Dalam dunia kerja, asesmen bertujuan untuk mengetahui gambaran yang komprehensif tentang seorang karyawan, mulai dari kemampuannya hingga pengalaman profesionalnya.

Proses ini sangat berfokus pada strategi pembelajaran jangka panjang. Harapannya, kamu mendapatkan kemajuan belajar dalam bekerja setelah melewati asesmen.


⁠Perbedaan Asesmen dan Evaluasi  

Sering kali orang menganggap asesmen sama dengan evaluasi. Namun, kedua konsep ini sebenarnya serupa tetapi tidak sama. Mengapa demikian?

Tujuan asesmen yang paling utama adalah memetakan kelebihan dan kekurangan seseorang. Dengan begitu, perusahaan dapat merekomendasikan hal yang membuat karyawan semakin berkembang.

Di lain sisi, inti dari evaluasi adalah mencocokkan kinerja dengan standar penilaian yang berlaku. 

Artinya, prinsip asesmen lebih berfokus kepada proses, sementara evaluasi lebih ke hasil akhirnya.

Perbedaan berikutnya antara asesmen dan evaluasi terletak pada proses perancangannya.  

Kriteria asesmen lahir berkat kesepakatan bersama antara penilai dan kandidat. Di sisi lain, evaluasi mengikuti standar yang ditentukan sepihak oleh penilai maupun pihak ketiga.  


⁠Fungsi Asesmen di Perusahaan  

Penasaran dengan metode asesmen yang sering digunakan oleh perusahaan? Yuk, pelajari fungsi dari setiap teknik asesmen di bawah ini:

Asesmen formatif  

Asesmen formatif adalah teknik asesmen dengan mempelajari kelebihan dan kekurangan kandidat secara menyeluruh. Misalnya, dari segi kemampuan teknis, karakter, dan masih banyak lagi.

Untuk itulah, metode asesmen ini juga dikenal sebagai asesmen diagnostik.  

Perusahaan seringkali melakukan asesmen formatif di awal dan pertengahan durasi kerja. Misalnya, saat wawancara rekrutmen atau performance review per kuartal.  

Tujuannya untuk membuat strategi pengembangan diri yang tepat sasaran bagi pegawai. Jadi, kinerja karyawan akan meningkat dan bisa berkontribusi lebih banyak lagi untuk perusahaan.

Asesmen sumatif  

Asesmen sumatif adalah teknik yang sifatnya lebih evaluatif. Fungsinya untuk menilai tingkat performa karyawan dibandingkan dengan periode waktu sebelumnya.  

Umumnya, perusahaan melaksanakan asesmen sumatif pada akhir durasi kerja. Contoh asesmen sumatif adalah ketika kamu menjalani performance review di akhir tahun. 

Penilaian ini menentukan apakah kamu sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan bonus serta kenaikan gaji.  


⁠Jenis dan Contoh Asesmen di Dunia Kerja 

Selain teknik yang digunakan, jenis asesmen juga dibagi berdasarkan kapan prosesnya dilaksanakan.

Lalu, apa saja contoh asesmen yang akan sering kamu temui di dunia kerja? Berikut adalah beberapa di antaranya:

Asesmen ketika proses rekrutmen  

Suasana asesmen karyawan di kantor.

Sebelum resmi bergabung dengan sebuah perusahaan, kamu selaku kandidat wajib menjalani rangkaian asesmen. Biasanya, kamu akan melalui rangkaian asesmen formatif dan sumatif. Dari hasil asesmen ini, dapat menentukan kandidat tersebut lolos atau gagal.   

Metode yang sering digunakan untuk jenis rekrutmen ini adalah sebagai berikut:

  • Tes administrasi / seleksi berkas
    ⁠⁠Tahapan awal dalam seleksi karyawan. Perusahaan akan mencocokkan CV, surat lamaran, ijazah, dan sertifikat kandidat dengan syarat pekerjaan.
  • Tes kemampuan kognitif 
    ⁠Kandidat akan menyelesaikan ujian logika, kecerdasan verbal, matematika, dan kecerdasan spasial.
  • Tes fisik dan kesehatan atau dikenal medical check-up (MCU) 
    ⁠Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuh calon karyawan. 
    ⁠Biasanya, kandidat akan diperiksa oleh tenaga kesehatan yang terafiliasi dengan perusahaan.
  • Tes simulasi kerja 
    ⁠Ketika menjalani tes ini, kandidat akan menjalani pekerjaan sebagaimana mestinya. 
    ⁠Tujuannya untuk menilai kecocokan kandidat dengan deskripsi pekerjaan.
  • Tes kompetensi kerja 
    ⁠Calon karyawan diminta menyelesaikan sebuah tugas atau praktik yang berkaitan langsung dengan pekerjaan.
  • Tes psikologi 
    ⁠Ada beberapa jenis tes psikologi yang biasa digunakan oleh perusahaan. Dalam tes psikologi tersebut, kandidat akan diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan. Jawaban dari kandidat itu digunakan untuk mengetahui kondisi mental dan kecocokan dengan pekerjaan yang dilamar.
  • Tes kepribadian 
    ⁠Tujuan tes kepribadian adalah untuk mengukur dan mengevaluasi karakteristik, perilaku, dan sifat seseorang. Beberapa contoh tes kepribadian adalah MBTI, Wartegg Test, DISC, dan Big Five Personality Test.

Asesmen setelah masuk dan evaluasi kerja  

Proses asesmen tidak hanya berhenti di tahap awal ketika seorang kandidat melamar pekerjaan. Setela kamu diterima kerja, ada beberapa asesmen yang akan kamu lewati. Berikut adalah beberapa contohnya:

  • Penilaian kinerja / performance review 
    ⁠Asesmen ini berfungsi untuk mengukur kualitas kerja yang dihasilkan seorang kandidat selama bergabung.
  • Tes pengetahuan dan keterampilan 
    ⁠Kandidat harus menyelesaikan tugas yang terkait dengan keterampilan tertentu. Tujuannya untuk mengetahui kemampuan teknis mereka agar bisa mendapatkan rekomendasi strategi peningkatan diri.
  • Penilaian kompetensi 
    ⁠Asesmen kompetensi minimum yang menguji hard skill seorang kandidat setelah menjalani pelatihan.
  • Wawancara evaluasi 
    Dalam penilaian ini, kandidat akan bertemu tatap muka dengan atasan langsung untuk penilaian hard skill dan soft skill. Biasanya, dilakukan secara mandiri dan kemudian dicocokkan dengan penilaian dari atasan. 


⁠Tujuan Asesmen di Perusahaan  

Tujuan utama asesmen adalah untuk mengembangkan profesionalitas dan daya saingmu dalam jangka panjang.

Sesuai dengan pengertiannya, asesmen juga bertujuan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan seorang individu.  

Perusahaan juga bisa memberikan saran yang lebih konkret dan tepat sasaran untuk karyawannya ketika asesmen.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini tujuan asesmen dalam dunia kerja:

  • Sebagai bahan evaluasi perusahaan untuk perbaikan karyawan atau calon karyawannya, entah itu secara personal maupun profesional.
  • Bentuk apresiasi dan motivasi kerja bagi karyawan. Adanya asesmen dapat meningkatkan kontribusi dan kinerja karyawan.
  • Menjadi sumber informasi untuk menentukan kenaikan jabatan, promosi, dan mutasi kerja.
  • Sarana untuk menemukan rencana pengembangan diri yang relevan dengan kebutuhan perusahaan maupun karyawan.
  • Penilaian yang baik dapat meningkatkan produktivitas dan kepercayaan diri karyawan. Dengan demikian, kesejahteraan hidupmu juga akan meningkat. 


⁠Langkah Persiapan Asesmen Perusahaan  

Apakah kamu manajer atau petinggi divisi HR yang ingin melakukan asesmen pegawai? Agar hasil asesmen akurat dan bermanfaat bagi semua pihak, terapkan langkah berikut, ya!  

Memiliki tujuan yang konkret  

Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam menyusun asesmen adalah menentukan tujuan yang spesifik. Hal ini penting agar bisa mencapai tujuan asesmen.  

Dalam langkah ini, kamu bisa menentukan goals konkret yang ingin dicapai. Misalnya, perusahaan melakukan asesmen untuk mengetahui kemampuan teknis atau soft skills karyawannya.

Menyiapkan kriteria asesmen  

Setelah mengetahui pencapaian tujuan konkret, langkah berikutnya adalah mempersiapkan kriteria penilaianmu.   

Contohnya, perusahaan akan mengadakan asesmen karyawan untuk menguji kemampuan teknis seorang pegawai. Nah, kamu bisa menetapkan kriteria yang terkait. Ini bisa dari tampilan, fungsionalitas, akurasi, dan orisinalitas dari penilaian yang dilakukan. 

Mengumpulkan data karyawan  

Salah satu hal terpenting dalam keberhasilan asesmen adalah kesesuaiannya dengan kondisi karyawan.   

Pastikan kamu memperoleh data pegawai yang akan kamu nilai selengkap mungkin, mulan dari latar belakang sampai performa historis mereka.  

Dengan data yang lengkap, kamu dapat membuat strategi pengembangan diri yang lebih tepat sasaran. Secara tidak langsung ini membantu kamu dalam meraih pencapaian tujuan asesmen. 

Menyiapkan pengukur kinerja karyawan  

Untuk mengukur performa seorang karyawan, kamu perlu menyiapkan alat yang sesuai.   

Contohnya, perusahaan akan mengadakan assessment bertujuan mengukur kompetensi dan hard skills dalam menyelasaikan tugas. Berkaca dari tujuan itu, kamu harus menyiapkan hasil penilaian dengan matriks yang relevan.

Alat ini bisa juga diterapkan untuk jenis asesmen performance review

Sosialisasikan prosedur 

Hal yang tak kalah penting dalam persiapan asesmen adalah mensosialisasikan prosedur. 

Menurut survei Gallup, hanya 30% saja jumlah pegawai yang merasa dilibatkan dalam prosedur ini.

Padahal, merekalah yang nanti akan melalui proses secara langsung. Jadi, sebaiknya pihak perusahaan perlu mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan.  

Sebagai HRD, pastikan kamu menginformasikan langkah-langkah yang harus diikuti oleh individu. Kamu harus memberi tahu setiap prosedurnya sejelas mungkin mulai dari sebelum, selama, dan sesudah asesmen.

Kamu bisa melakukannya secara tatap muka atau tertulis dengan mengirim email lengkap.  


⁠Tips Menghadapi Asesmen Kerja  

Seorang karyawan wanita sedang mempersiapkan diri sebelum mengikuti asesmen kerja.

Lalu, bagaimana kalau kamu berada di posisi pegawai atau kandidat yang akan menjalani asesmen kerja? Jangan panik!

Kamu seharusnya antusias karena punya kesempatan meningkatkan kualitas diri dan kesuksesan setelah mengikuti asesmen. Yuk, persiapkan diri kamu dengan tips berikut ini:

Penuhi asupan gizi  

Jika asesmen yang akan kamu hadapi melibatkan aktivitas fisik, mulailah mengonsumsi makanan bergizi.

Penuhi gizi sesuai dengan kebutuhan tubuhmu, misalnya dengan serat kompleks, vitamin, dan mineral.   

Tips ini juga berlaku untuk asesmen berupa ujian kognitif dan medical checkup. Sebab, otakmu perlu nutrisi yang memadai agar bisa berfungsi dengan baik.  

Istirahat yang cukup  

Kamu pasti akan merasa lemas dan kesulitan berpikir jernih ketika kurang tidur. Kondisi itu akan sangat merugikanmu, terutama saat kamu akann menghadapi tes tertulis atau fisik.

Oleh sebab itu, hindari kebiasaan begadang hingga larut, terutama menjelang waktu asesmen.

Usahakan untuk istirahat lebih awal, tidur selama 7-8 jam, dan tidak terlambat bangun.   

Hasilnya, tubuh dan pikiranmu akan terasa lebih segar. Tak hanya itu, kamu juga akan memiliki lebih banyak waktu untuk menenangkan diri jika jam istirahatmu teratur.

Hadir di tempat tes tepat waktu  

Ketika hari asesmen tiba, pastikan kamu tidur lebih awal dan memasang alarm, ya! Tujuannya untuk meminimalisir risiko terlambat tiba di lokasi tes tertulis. Kamu harus mengatur waktu keberangkatan terutama jika rumahmu di sektiar titik rawan kemacetan atau perlu menempuh jarak jauh.

Kamu harus memperhatikan waktu karena tidak menutup kemungkinan perusahaan memberlakukan sistem gugur, termasuk untuk peserta yang datang terlambat.  

Manfaat lain dari datang tepat waktu adalah kamu akan lebih tenang atau tidak mudah gelisah ketika menjalani tes.

Melakukan persiapan teknis  

Selanjutnya, periksa kembali apakah persiapan teknismu sudah baik. Kamu bisa melakukannya di sela-sela waktu menjelang tes penilaian. 

Lihat kembali barang bawaaanmu. Pastikan kamu sudah membawa seluruh persyaratan ujian. Kamu jug bisa me-review kembali catatan materi yang akan diujikan. Selain itu, kamu juga bisa membaca tips menyelesaikan ujian yang relevan

Dengan demikian, kamu akan mengetahui bagian mana saja yang masih perlu kamu lengkapi. Tak hanya itu, kamu pun akan merasa lebih tenang dan siap menjalani asesmen. 

Cek koneksi internet  

Sejak era pandemi hingga sekarang, ada banyak perusahaan yang menyelenggarakan tes secara online.

Jika kamu akan melakukan asesmen online, kamu harus memastikan tidak ada kendala teknis. Tujuannya agar koneksi internetmu tidak terputus saat menjalani ujian. Cek juga perangkat yang akan kamu gunakan. Jangan sampai perangkatmu berjalan dengan lambat.   

Jika koneksi internet dan perangkat lambat, kamu akan rugi karena waktumu menyelesaikan tes pasti berkurang.


⁠Kesimpulan

Sudah mengerti apa pengertian asesmen? Ingat, asesmen adalah proses yang tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga pegawai.

Penilaian menyeluruh ini bermanfaat untuk mengetahui berbagai aspek diri seperti minat, kelebihan, dan kekuranganmu dari segi kemampuan teknis maupun karakter.

Lewat asesmen, perusahaan juga bisa membantumu mengetahui apa saja kemampuanmu dan bagaimana cara mengembangkannya.

Dengan demikian, kamu akan punya lebih banyak bekal untuk sukses di tempat kerja yang sekarang. Hal ini juga akan membantumu ketika hendak melamar pekerjaan baru yang lebih baik, lho!  

Gimana? Sudah siap melamar kerja? Yuk, persiapkan diri kamu untuk menembus pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat. 

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!

Pertanyaan Seputar Asesmen 

  1. Apa yang dimaksud dengan asesmen?  
    ⁠Arti asesmen adalah penilaian berdasarkan informasi komprehensif dari seorang individu. 
    ⁠Bagi karyawan atau kandidat pelamar kerja, tujuan asesmen adalah mendapat rekomendasi yang tepat untuk mengembangkan kemampuan.
    ⁠⁠⁠
    ⁠Contoh asesmen diagnostik maupun sumatif adalah ujian praktik, tertulis, atau wawancara tatap muka.  
  2. Apa kata lain dari asesmen?  
    Beberapa istilah lain yang artinya mendekati asesmen adalah penilaian, evaluasi, dan pengujian.
  3. Apa saja yang termasuk asesmen?  
    ⁠Proses asesmen mencakup beberapa tahap, mulai dari seleksi berkas, tes tertulis, wawancara, dan praktik berupa tugas khusus.  
  4. Asesmen dan penilaian apakah sama?  
    Asesmen dan penilaian sebenarnya sama, tapi tak serupa. Penilaian hanya mencocokkan performa individu berdasarkan sebuah rubrik. Di lain sisi, asesmen lebih berfokus pada upaya meningkatkan kualitas individu tersebut.  
  5. Apa itu asesmen dan evaluasi?  
    Asesmen merupakan proses mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan seorang individu sebagai proses belajar. Di sisi lain, evaluasi bertujuan menilai seberapa bagus performa orang yang bersangkutan menurut standar tertentu.  
  6. Apakah asesmen sama dengan ujian?  
    Ya. Pada dasarnya, asesmen hampir sama dengan ujian. Bedanya, asesmen melibatkan rekomendasi yang bisa dilakukan seorang individu untuk mengembangkan diri mereka.  
  7. Apa fungsi dari asesmen?  
    Ada dua fungsi asemen, yaitu: 
    ⁠- Fungsi formatif, adalah teknik asesmen dengan mempelajari kelebihan dan kekurangan kandidat secara menyeluruh, misalnya dari segi kemampuan teknis, karakter, dan masih banyak lagi. Fungsinya adalah untuk memetakan strategi pengembangan diri mereka.  
    ⁠- Fungsi sumatif  adalah teknik yang sifatnya lebih evaluatif. Fungsinya untuk menilai tingkat performa karyawan dibandingkan dengan periode waktu sebelumnya.  
  8. Apa tujuan ujian asesmen?  
    Ujian asesmen adalah untuk memetakan kompetensi dan soft skills seorang kandidat karyawan. Melalui asesmen, juga dapat diketahui apa saja yang perlu ditingkatkan.  
  9. Apakah perbedaan asesmen formatif dan sumatif?  
    Asesmen formatif dilakukan dengan mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan seorang individu. Tujuannya adalah untuk memetakan strategi pengembangan diri mereka.  

    Di lain sisi, teknik asesmen sumantif dilakukan untuk mengukur nilai kuantitatif terhadap performa mereka.  
  10. Apakah asesmen dapat dilakukan tanpa evaluasi?  
    Tentu, tergantung tujuannya. Kamubisa mengadakan asesmen tanpa evaluasi jika hanya ingin memetakan aspek yang harus dipertahankan atau ditingkatkan dari seorang pegawai.
  11. Contoh asesmen sumatif apa saja?  
    Contoh asesmen sumatif adalah tes praktik atau tertulis, dengan syarat skor minimum. 
  12. Bagaimana proses asesmen dilakukan?  
    Asemen dilakukan sesuai prosedur yang dilakukan oleh perusahaan. Kandidat akan menjalani rangkaian tes hingga tuntas. Kemudian, perusahaan akan mengevaluasi hasil asesmen tersebut dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkannya.  
  13. Apa langkah-langkah untuk melakukan asesmen?  
    Agar lebih efektif, perusahaan perlu menentukan tujuan dari asesmen itu sendiri. Kemudian, tentukan juga kriteria yang akan diberlakukan.   

    ⁠Setelah itu, kumpulkan semua informasi tentang seorang pegawai dengan menyeluruh. Lalu, persiapkan alat penilaian yang dibutuhkan. Karyawan dapat diinformasikan terkait prosedur serta jadwalnya.

More from this category: Pengembangan karir

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.