Kompeten: Pengertian dan Ciri Kepribadiannya di Dunia Kerja

Kompeten: Pengertian dan Ciri Kepribadiannya di Dunia Kerja
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 19 April, 2024
Share

Ketika sedang browsing lowongan kerja, kamu pasti sering menemukan syarat ‘kompeten di bidang XYZ’ pada daftar kualifikasi.

Pada lain waktu, tidak sedikit konten seputar karier yang menyebut bahwa orang yang kompeten punya peluang lebih besar untuk bisa sukses. 

Memangnya, kompeten artinya apa? Sepenting apa manfaatnya untuk menunjang perkembangan karier? Lalu, apakah arti kata kompeten sama dengan kompetensi? 

Semua pertanyaan itu akan terjawab dalam artikel ini. Yuk, kita bedah satu per satu!


⁠Apa Itu Kompeten? 

Arti kompeten adalah sikap, pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik. 

Jadi, berkompeten artinya kamu telah menguasai sikap, pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan suatu tugas atau kegiatan secara efisien. 

Untuk bisa menjadi orang yang kompeten, seseorang akan mengasah kemampuan dan keahliannya melalui pendidikan formal, informal, hingga pengalaman profesional.  

Kompeten juga dapat berarti memahami dan menyelesaikan suatu tugas meskipun dalam tahap dasar. Jadi, kamu tidak harus selalu mencapai tahap menguasai untuk bisa disebut kompeten. 

Terlebih, kompeten adalah sesuatu yang dapat terus berkembang seiring bertambahnya pengalaman hidup, orang-orang yang ditemui, hingga hal-hal baru yang kamu pelajari.  

Jadi, selama kamu mau terus belajar dan bertanggung jawab atas hal-hal yang kamu pelajari, sebetulnya kamu sudah bisa disebut sebagai orang yang kompeten. Sikap itulah yang dibutuhkan di dunia kerja untuk membantumu mengembangkan karier.


Perbedaan Kompeten dan Kompetensi Kerja 

Baik kompeten dan kompetensi sama-sama dibutuhkan di dunia kerja. Tapi, kedua hal tersebut sebenarnya berbeda. 

Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya, kompeten adalah sikap, pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik. 

Sementara itu menurut Cambridge University Press & Assessment, kompetensi kerja adalah kemampuan menggabungkan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan untuk mengerjakan sesuatu dengan sukses dan efisien. 

Singkatnya, kompeten adalah pengetahuan atau apa yang dimiliki. Di lain sisi, kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan untuk mengerjakan suatu tugas. 

Umumnya, kompetensi lebih fokus pada kemampuan kognitif dan non-kognitif, seperti sikap, nilai, dan pengetahuan umum. 

Supaya lebih jelas, mari kita bedah pengertian kompetensi dan contohnya, serta perbedaannya dengan kompeten jika dilihat dari aspek konten yang diberikan, keahlian, cara penggunaan, hingga tingkat kemampuan. Berikut penjelasannya:

1. Isi yang diberikan 

Salah satu perbedaan utama antara kompetensi dan kompetensi kerja bisa kamu lihat dari isi atau informasi yang diberikan.

Sebagai contoh, kalau ada seseorang yang bilang kamu kompeten sebagai social media officer, artinya dia menganggap kamu punya pengetahuan dasar seputar social media marketing. 

Hal tersebut berbeda dari kompetensi kerja yang lebih fokus pada kemampuan atau proses yang kamu jalani hingga bisa menjadi kompeten. 

Jadi, kalau kamu dianggap sebagai social media officer yang kompeten, hal tersebut bisa terjadi karena kamu mempunyai kompetensi dalam pembuatan konten media sosial, scheduling konten, hingga social media analytics. 

2. Keahlian dan langkah-langkah yang diambil 

Meskipun terdengar mirip, kompeten dan kompetensi memiliki perbedaan dalam aspek keahlian. Kompeten lebih merujuk pada pengetahuan seseorang terhadap suatu hal. Di sisi lain, kompetensi cenderung fokus pada tindakan yang berhubungan dengan kemampuan dalam bekerja. 

Misalnya, anggaplah kamu adalah seorang project manager yang kompeten dalam mengelola berbagai proyek klien. Artinya, kamu punya bekal kemampuan dan pengetahuan untuk bekerja di bidang project management. 

Sementara itu, kompetensi adalah ketika kamu menggunakan kemampuan dan pengetahuan project management untuk melakukan pekerjaan sebagai project manager. Hal ini bisa mencakup delegasi tugas, problem-solving di lapangan, hingga kolaborasi tim. 

3. Cara penggunaannya 

Umumnya, istilah kompetensi lebih sering disebut di lingkungan kerja profesional daripada kehidupan sehari-hari. 

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kata kompeten merujuk pada kemampuan dalam bekerja. Banyak orang menggunakan istilah tersebut untuk menetapkan standar pencapaian dalam berbagai pelatihan profesional. 

Sementara di kehidupan sehari-hari, orang-orang memakai istilah kompeten dalam konteks aktivitas atau kemampuan umum, bukan untuk keperluan profesional.  

4. Tingkat kemampuan 

Membedakan antara kompeten dan kompetensi kerja juga bisa kamu lakukan dengan melihat masing-masing tingkat kemampuannya. 

Ketika seseorang dinilai kompeten, artinya ia mampu melakukan tindakan atau hal-hal dasar yang pada umumnya juga bisa dilakukan banyak orang lain.

Tidak begitu halnya dengan kompetensi yang merujuk pada kemampuan dengan tingkat keahlian lebih tinggi saat mengerjakan suatu tugas. 

Setelah mengetahui perbedaan antara kompeten dan kompetensi, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah hal yang membuat seseorang menjadi kompeten di suatu bidang. 

Lantas, kapan seseorang bisa disebut kompeten? Nah, kamu bisa mengenalinya dengan ciri-ciri tertentu. 

Baca Juga: 5 Soft Skills yang Wajib Dikuasai agar Karier Makin Sukses 


⁠Ciri-Ciri Orang Kompeten di Dunia Kerja 

Dua orang wanita pekerja yang kompeten sedang berdiskusi di kantor melihat sebuah kertas. (Image by pressfoto on Freepik)

Setiap orang mungkin memiliki standar kompeten yang berbeda. Meski begitu, bukan berarti kamu tidak bisa mengetahui apakah seseorang memiliki kompetensi kerja atau tidak. 

Sebaliknya, kamu bisa mengenali orang kompeten di dunia kerja dengan melihat ciri-ciri berikut ini: 

1. Pengetahuan luas tentang cara berkinerja dalam suatu bidang 

Ketika orang lain menilai kamu kompeten dalam suatu bidang pekerjaan, berarti orang tersebut tahu betapa piawainya kamu dalam bidang yang dimaksud. 

Kemampuan dan keahlian tersebut tentu tidak bisa kamu kuasai tanpa adanya bekal pengetahuan yang cukup dan sering membaca buku dari bidang tertentu. 

Itulah kenapa pada umumnya, orang kompeten memiliki pengetahuan luas tentang cara kerja dalam suatu bidang. Ia lalu menggunakan pengetahuan tersebut untuk mengerjakan berbagai tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 

Selain dari performa kerja, pengetahuan luas seseorang juga bisa kamu ketahui saat mengobrol dengannya. Ketika kamu butuh solusi atau menanyakan hal-hal seputar bidang keahliannya, orang kompeten akan mampu menjawabnya dengan baik. 

2. Pengalaman di dalam bidang tersebut 

Pernah dengar pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik? Hal ini dirasakan betul oleh orang-orang kompeten, lho.  

Pengetahuan luas memang penting untuk membantu kamu mengerjakan berbagai tugas. Namun, kondisi di lapangan seringkali berbeda dari materi yang dipelajari.

Mau tak mau, kamu pun harus melalui banyak proses trial and error untuk menemukan pendekatan yang tepat dalam bekerja. 

Nah, pengalaman itulah bekal untuk menguasai bidang tertentu hingga kamu menjadi orang kompeten. Makin tinggi jam terbangmu di dunia kerja profesional, makin tinggi pula tingkat kompetensimu. 

3. Kemampuan untuk berhasil di dalam bidang tersebut 

Dengan makin banyaknya pengalaman dan pengetahuan, kemampuan kamu akan makin terasah dalam suatu bidang. Jadi, jangan heran kalau orang berkompeten artinya menguasai kemampuan untuk berhasil di bidang tersebut. 

Bukan berarti mereka tidak pernah gagal, ya. Justru mereka sudah mengalami berbagai fase kegagalan sehingga tahu apa yang harus dilakukan untuk menghindari hal tersebut. 

Jadi, dengan menjadi orang yang kompeten, kamu punya bekal lebih untuk mengembangkan karier sesuai keinginan. Lantas, bagaimana caranya agar kamu bisa menjadi orang yang kompeten di dunia kerja? 


⁠⁠Cara Menjadi Seseorang yang Kompeten 

Seorang karyawan pria yang kompeten sedang bersemangat mengepalkan tangan di depan laptop. (Image by pressfoto on Freepik)

Kompeten merupakan sesuatu yang bisa diasah. Jadi, selama mau terus belajar dan berusaha, kamu pasti bisa menjadi orang yang kompeten. 

Apalagi, banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan level kerja seperti berikut ini:

1. Terus mencari pengalaman 

Salah satu ciri orang kompeten adalah memiliki banyak pengalaman di suatu bidang. Makin tinggi jam terbangnya, akan makin tinggi pula kemampuannya dalam bekerja di bidang tersebut.

Oleh sebab itu, teruslah mencari pengalaman jika kamu ingin menjadi orang yang kompeten. 

Bagi yang sudah mulai bekerja, cobalah aktif terlibat dalam berbagai proyek untuk mengaplikasikan pengetahuan serta mengasah berbagai keahlianmu. 

Sedangkan jika belum bekerja, kamu tetap bisa mencari pengalaman dengan aktif ikut organisasi atau kepanitiaan.

Tapi, jangan lupa mengatur manajemen waktu dan energi baik-baik agar kewajiban akademis tidak terbengkalai, ya. 

2. Menyelesaikan pelatihan 

Agar bisa menjadi kompeten di suatu bidang, kamu tentu harus menguasai bidang tersebut. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan mengikuti pelatihan hingga selesai. 

Pilihlah pelatihan yang sesuai dengan minat, bakat, atau keahlianmu. Misalnya, bagi yang ingin berkarier di bidang arsitektur, kamu bisa ikut pelatihan tentang teknologi virtual reality, aplikasi AI untuk desain, atau modelling 3D. 

Biasanya, materi pelatihan dilengkapi dengan berbagai study case sehingga kamu bisa sekaligus belajar memecahkan masalah yang relevan dengan kondisi di lapangan. 

3. Memperoleh gelar profesional 

Untuk menjadi kompeten dalam suatu bidang, seseorang bisa mengembangkan kemampuan dan mengasah keahliannya melalui pendidikan formal.

Karena itu, jika kamu memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, sebaiknya jangan sia-siakan kesempatan tersebut.

Jalani masa kuliahmu sebaik mungkin agar bisa lulus dengan banyak pengalaman positif. 

Apalagi, kamu juga akan mendapatkan gelar profesional yang menandakan bahwa kamu telah lulus dari jurusan kuliah di bidang tertentu. Adanya gelar profesional dapat memberikan kredensial yang akan meningkatkan reputasimu. 

4. Menyelesaikan periode percobaan 

Kamu berhasil mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang kamu idamkan? Congratulations! 

Tentu kamu boleh bangga atas pencapaian tersebut. Tapi ingat, perjalanan belum selesai, ya. Sebaliknya, perjalanan kariermu justru baru dimulai. 

Umumnya, karyawan baru harus menjalani periode percobaan atau probation period selama sekitar tiga bulan. Selama periode inilah kamu bisa belajar banyak tentang perusahaan, industri yang menjadi fokus kerjamu, hingga seluk-beluk lain di dunia kerja. 

Maka dari itu, jalani probation period sebaik mungkin hingga selesai. Serap ilmu sebanyak mungkin dari teman kerja dan para senior untuk memperdalam pengetahuan dan keahlian, sehingga kamu punya bekal untuk menjadi orang yang kompeten. 

5. Berkomunikasi dengan ahli

Banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk memperluas pengetahuan di suatu bidang. Selain belajar sendiri melalui buku, jurnal, artikel, video, atau podcast, kamu juga bisa berkomunikasi dengan para ahli di bidang tersebut. 

Masalahnya, di mana kamu bisa bertemu dengan mereka? Tak perlu mencari terlalu jauh, di tempat kerjamu saja pasti ada banyak orang yang expert di bidang tertentu, entah itu sesama anggota tim, manajer, atau mentor. 

Kalau mau mencari di luar lingkup kantor, kamu bisa coba memperluas networking dengan mengikuti acara seperti workshop atau konferensi. Di sana, kamu pasti akan bertemu banyak orang dari berbagai latar belakang dengan keahlian masing-masing. 

Nah, setelah mengetahui cara untuk menjadi kompeten, saatnya kamu menentukan kemampuan kerja apa yang harus kamu kembangkan.

Pasalnya, ada banyak contoh kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja, lho. Ada apa saja? 


⁠Contoh Kompetensi Kerja 

Pekerja lelaki sedang memberikan hasil kompetensi rekan kerja wanitanya di atas meja. (Image by pressfoto on Freepik) 

Kompetensi kerja bisa bersifat hard skill maupun soft skill. Keduanya sama-sama dibutuhkan untuk menunjang karier kamu di dunia kerja. 

Dari sekian banyak kompetensi kerja, berikut beberapa di antaranya yang perlu kamu kuasai: 

1. Kemampuan berkomunikasi 

Dunia kerja penuh dengan kerja sama dan kolaborasi. Hal tersebut akan mustahil dilakukan tanpa komunikasi. 

Oleh sebab itu, kamu perlu menguasai skill komunikasi agar bisa berinteraksi dan berkolaborasi dengan baik bersama rekan kerja. Kemampuan bahasa inggris juga akan membantumu berkomunikasi lebih baik. 

Skill berkomunikasi bukan cuma sekadar berbicara, lho. Tapi, juga mencakup komunikasi secara tulisan, gestur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, hingga kemampuan mendengarkan secara aktif (active listening).  

Dengan kata lain, kamu harus bisa menyampaikan pesan dengan efektif dan menjadi pendengar yang baik. 

2. Kolaborasi 

Contoh lain kompetensi kerja adalah kolaborasi atau kerja sama dengan orang lain. Bagaimana pun juga, kamu tidak bisa bekerja sendiri sehingga skill kolaborasi pun sangat dibutuhkan.  

Apalagi, kolaborasi yang dilakukan di dunia kerja akan sangat beragam. Dalam dunia kerja profesional, kamu tidak hanya akan bertemu rekan sekantor, tetapi juga pihak eksternal seperti klien, konsumen, distributor, supplier, masyarakat umum, dan sebagainya. 

Skill kolaborasi dapat membantu kamu dan tim untuk mengutamakan tujuan bersama. Dalam prosesnya, kamu harus bisa saling menghargai, menyelesaikan masalah bersama, hingga membantu satu sama lain. 

3. Memiliki keterampilan kepemimpinan 

Sejatinya, leadership skills atau keterampilan kepemimpinan adalah aspek penting yang harus dimiliki oleh semua karyawan. 

Learning Everest menyebut, keterampilan kepemimpinan berperan besar dalam memastikan organisasi mempertahankan tujuannya dengan menjaga tim tetap fokus dan bekerja dengan baik. 

Jadi, meskipun kamu berada di posisi staf entry level, bukan berarti skill kepemimpinan jadi tidak penting. Sebaliknya, kamu perlu melatihnya dengan cara belajar mengatur waktu, memimpin tim, menjadi moderator, berdiskusi dan bernegosiasi, hingga delegasi tugas. 

4. Penyelesaian masalah 

Menyusun to do list atau rencana kerja bisa membantu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Namun, terkadang ada saja masalah yang muncul di luar prediksi sehingga mengganggu rencana tersebut.  

Pada saat seperti itulah kemampuan problem-solving kamu akan dilatih. Jika kamu berhasil mengatasinya, orang-orang di sekitarmu pun akan menilai kamu kompeten.  

Oleh sebab itu, belajarlah untuk menguasai dan memahami kemampuan penyelesaian masalah. Hal ini biasanya mencakup skill berpikir kritis serta mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. 

5. Fokus pada hasil 

Menjadi orang kompeten artinya kamu juga perlu fokus pada hasil. Hal itu bukan berarti kamu jadi mengabaikan proses, ya! Tapi, kamu harus mampu mengutamakan target atau tujuan perusahaan. 

Berdasarkan tujuan tersebut, kamu bisa mengambil langkah kerja yang tepat, mulai dari mendelegasikan tugas sesuai keahlian masing-masing karyawan, manajemen waktu sesuai deadline, hingga mengambil keputusan yang mendekatkan langkahmu ke tujuan perusahaan. 

6. Penguasaan teknologi digital 

Mustahil rasanya untuk lepas dari teknologi pada era digital seperti sekarang. Maka dari itu, kamu perlu “merangkul” kehadiran teknologi digital agar bisa mendukung pekerjaan sehari-hari.

Pasalnya, penggunaan teknologi yang tepat dapat meningkatkan efisiensi operasional di perusahaan maupun kinerjamu sebagai individu.

Itulah kenapa penguasaan teknologi digital menjadi skill yang perlu dimiliki. Beberapa keterampilan yang penting dikuasai mencakup penggunaan software, pengoperasian komputer, analisis data, serta online research dan membaca artikel jurnal. 

Dengan menguasai teknologi digital serta berbagai kompetensi lain yang telah disebutkan, kamu bisa mengembangkan karier secara efektif hingga menempati posisi manajerial.  

Saat kamu berhasil mencapai level tersebut, peningkatan kompetensi tetap harus berjalan agar kamu bisa memimpin dengan kompeten. Nilai kompetensi tersebut dikenal juga dengan istilah kompetensi manajerial. 

Baca Juga: Berkarir di Perbankan? Ini Jenjang Karir dan Persyaratannya 


⁠8 Inti Kompetensi Manajerial 

Manajer kompeten sedang memimpin rapat di sebuah ruangan. (Image by pressfoto on Freepik) 

Kompetensi manajerial adalah keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dapat dikembangkan, dinilai, dan diukur untuk memimpin unit organisasi, khususnya di perusahaan. 

Terdapat delapan inti kompetensi manajerial yang perlu kamu kuasai. Berikut adalah penjelasannya:

1. Integritas 

Dalam konteks kompetensi manajerial, integritas merujuk pada kemampuan seseorang untuk menerapkan perilaku yang sejalan dengan norma dan nilai organisasi secara konsisten.

Kompetensi satu ini juga mencakup hubungan karyawan dengan rekan kerja, manajemen, bawahan langsung, serta pemangku kepentingan.  

Dengan memiliki integritas, seseorang akan mampu bertanggung jawab atas keputusan atau tindakan yang ia ambil, sehingga bisa tercipta budaya etika yang tinggi di lingkungan kerja. 

2. Kerja sama 

Kerja sama di dunia kerja tidak mengenal level posisi. Tak hanya saat menjabat posisi staf, pekerjaan di posisi manajerial juga pasti membutuhkan kerja sama agar tujuan perusahaan bisa tercapai. 

Secara umum, skill kerjasama melibatkan kemampuan menjalin, mempertahankan, dan membina hubungan kerja yang efektif, komitmen untuk saling membantu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, serta mengelola sumber daya secara optimal untuk mencapai tujuan bersama. 

3. Komunikasi 

Kompetensi manajerial tidak bisa terlepas dari komunikasi. Skill satu ini sangat dibutuhkan untuk menyampaikan gagasan dan pandangan secara jelas dan sistematis.  

Dengan keterampilan komunikasi yang baik, kamu juga bisa menjelaskan argumentasi yang logis untuk mendukung gagasan dan pandangan yang kamu miliki, baik disampaikan secara lisan maupun tertulis. 

Tak hanya itu, kompetensi satu ini juga mencakup kemampuan mendengarkan secara aktif dan efektif; memastikan pemahaman, serta membujuk, meyakinkan, dan mempersuasi orang lain untuk mencapai tujuan perusahaan. 

4. Orientasi pada hasil 

Kompetensi ini membantu kamu untuk mempertahankan komitmen pribadi dalam penyelesaian berbagai tugas. Dengan kompetensi tersebut, kamu bisa menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan. 

Kamu juga akan dapat mengidentifikasi peluang dan risiko dari setiap perencanaan kerja ketika memperhatikan hasil. Dengan demikian, strategi kerja yang diambil bisa mendukung keberhasilan perusahaan secara optimal tanpa risiko berlebihan. 

5. Pelayanan publik 

Kompetensi pelayanan publik memang lebih umum ditemukan di lembaga pemerintahan. Ini merujuk pada kemampuan pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan serta pemenuhan kebutuhan pelayanan publik.  

Dalam menjalankan hal tersebut, SDM di pelayanan publik harus bersikap transparan, profesional, mematuhi standar pelayanan yang objektif, tidak memihak, netral, tidak diskriminatif, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan personal maupun kelompok tertentu. 

Kompetensi serupa juga sebetulnya bisa diterapkan pada perusahaan secara umum. Namun, dalam hal ini, publik merujuk pada konsumen yang menjadi target penjualan produk. 

Dengan mindset seperti di atas, kamu bisa memberikan produk dan layanan terbaik kepada para konsumen. 

6. Pengembangan diri dan orang lain 

Tidak ada garis finish untuk belajar dan mengembangkan diri. Itulah kenapa kompetensi manajerial mencakup pengembangan diri dan orang lain.  

Kemampuan ini dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan diri. Dengan begitu, kamu bisa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan dan perjalanan karier kamu dalam jangka panjang.  

Jika terus dilakukan secara konsisten, pengembangan diri akan menciptakan kemauan belajar sepanjang hidup. Hal ini dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama, lho. Kamu pun bisa membantu mereka untuk ikut mengembangkan potensi diri. 

7. Mengelola perubahan 

Pekerjaan di posisi manajerial juga membutuhkan skill adaptasi atau menyesuaikan diri dengan dinamika situasi di lingkungan kerja. Kamu dituntut untuk tidak terlalu bergantung pada proses dan metode lama.  

Sebaliknya, kompetensi satu ini mendorong pengambilan tindakan yang mendukung inisiatif perubahan. Di sisi lain, kamu juga akan belajar bertanggung jawab secara pribadi untuk memastikan perubahan sukses diterapkan secara efektif. 

8. Pengambilan keputusan 

Last but not least, kompetensi manajerial melibatkan pengambilan keputusan. Ini merujuk pada keterampilan membuat keputusan yang baik dan tepat yang disertai keyakinan diri.  

Untuk melakukan hal tersebut, kamu harus mampu mempertimbangkan tiap opsi keputusan secara hati-hati, serta merumuskannya dengan saksama dan sistematis berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan.  

Tak hanya itu, kompetensi pengambilan keputusan juga mencakup penyusunan alternatif pemecahan masalah, kemungkinan risiko, dan tanggung jawab atas keputusan yang dibuat.


⁠Kesimpulan

Dari uraian di atas, kamu bisa memahami bahwa kompetensi tidak hanya soal pengetahuan dan keterampilan teknis tetapi juga mencakup kepribadian.

Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk terus-menerus mengembangkan diri dan menyesuaikan diri dengan tuntutan yang ada dalam dunia kerja.

Dengan begitu, kamu nantinya akan mampu terus bersaing dan bertahan dalam lingkungan kerja yang kompetitif dan berubah-ubah.

Yuk, persiapkan diri kamu untuk menembus pekerjaan impian dengan membaca
berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK. 

Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet.

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat. 

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!

Baca Juga: 7 Sertifikasi Online yang Dapat Meningkatkan Peluang Sukses 


⁠Pertanyaan Seputar Kompeten 

  1. Apa yang dimaksud dengan kompeten? 
    ⁠Arti kata kompeten adalah sikap, pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik. 
  2. Apa yang dimaksud dengan orang yang kompeten? 
    ⁠Orang yang kompeten merupakan orang yang telah menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan tertentu untuk melakukan suatu tugas atau kegiatan secara efisien. 
  3. Kapan orang dikatakan kompeten? 
    ⁠Seseorang dikatakan kompeten apabila ia berhasil menguasai sikap, pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan tertentu untuk melakukan suatu tugas. 
  4. Bagaimana cara menjadi orang yang kompeten? 
    ⁠Untuk menjadi orang yang kompeten, kamu tidak boleh cepat merasa cukup. Namun, kamu perlu terus mencari pengalaman, mengikuti pelatihan, memperoleh gelar profesional, menyelesaikan periode percobaan, hingga belajar dengan ahlinya. 
  5. Apa perbedaan kompetensi dan kompeten? 
    ⁠Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan yang didasari oleh pengetahuan keterampilan. Sementara itu, kompeten merupakan kata sifat untuk menyebut orang yang menguasai kemampuan tersebut.

More from this category: Pengembangan karir

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.