Psikiater: Pengertian, Gaji, dan Cara Menjadi

Psikiater: Pengertian, Gaji, dan Cara Menjadi
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 23 January, 2024
Share

Psikiater adalah profesi yang bergerak di bidang medis dengan tugas menangani masalah kesehatan mental, seperti depresi, serangan panik, gangguan kecemasan, atau bipolar. 

Di Indonesia, profesi psikiater sangatlah dibutuhkan. Terlebih jika mengingat masalah kesehatan mental yang memang cukup serius. Namun di sisi lain, jumlah psikiater di Tanah Air cenderung rendah, yaitu hanya 1.120 orang. 

Menurut data Kemenkes, sebanyak 6,1% penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas mengalami masalah mental. Artinya, satu psikiater harus melayani 241.000 pasien. 

Jika kamu memiliki passion di bidang kesehatan mental, kamu bisa bekerja sebagai psikiater. Tetapi sebelumnya, yuk kenalan lebih lanjut dengan profesi satu ini! 


⁠Apa Itu Psikiater? 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), psikiater adalah dokter yang ahli dalam penyakit jiwa. Bisa dibilang, seorang psikiater sama seperti dokter lain pada umumnya. Namun, psikiater punya spesialisasi dalam bidang kesehatan mental

Istilah lain dari psikiater adalah dokter dengan keahlian bidang kejiwaan. Agar dapat menjadi seorang psikiater, kamu harus mendapat gelar dr. SpKJ (dokter spesialis kedokteran jiwa). 

Dalam memberikan layanan medis, psikiater menerapkan ilmu psikiatri. Cabang ilmu medis ini fokus pada pencegahan, diagnosis, serta pengobatan terhadap masalah kesehatan emosional, mental, serta perilaku manusia. 

Psikiater akan bertugas di rumah sakit, rumah sakit jiwa, pusat rehabilitasi, hingga panti jompo. 


⁠Perbedaan Psikolog dan Psikiater 

Seorang psikiater sedang menulis hasil obrolan dengan pasiennya.

Dalam menangani pasien, psikiater sebetulnya sering bekerja sama dengan psikolog. Dengan kata lain, lingkup kerja psikiater fokus pada kondisi mental atau kejiwaan manusia. Hal serupa juga dilakukan oleh profesi psikolog. 

Tak heran kalau banyak orang menganggap bahwa psikolog dan psikiater merupakan profesi yang sama. Padahal, keduanya merupakan profesi yang berbeda. 

Lantas, apa saja perbedaan antara psikolog dan psikiater? Berikut penjelasannya:

Riwayat pendidikan 

Salah satu faktor yang jadi perbedaan psikolog dan psikiater adalah riwayat pendidikan. Psikiater merupakan dokter yang telah menyelesaikan pendidikan spesialisasi ilmu psikiatri. 

Untuk menjadi spesialis kedokteran jiwa, kamu harus menempuh pendidikan kedokteran umum terlebih dulu. Lalu, setelah mendapat gelar S.Ked., barulah melanjutkan pendidikan spesialisasi psikiatri. 

Sementara itu, psikolog bukanlah lulusan Sarjana Kedokteran, melainkan S1 Ilmu Psikologi. Jika sarjana psikologi (S.Psi) ingin membuka konseling atau praktik mandiri, dia harus melanjutkan pendidikan program magister (S2) psikologi profesi. 

Nah, calon psikolog bisa memilih jurusan S2 sesuai bidang yang ingin diminati. Berikut beberapa jenis program S2 psikologi profesi yang tersedia di berbagai universitas:

  • Terapan psikologi kesehatan
  • Terapan psikologi sumber daya manusia (SDM)
  • Terapan psikologi anak usia dini
  • Terapan psikologi olahraga
  • Industri dan organisasi
  • Sosial
  • Pendidikan
  • Perkembangan. 

Proses diagnosis pasien 

Dengan riwayat pendidikan yang berbeda, psikiater dan psikolog mempunyai proses mendiagnosis pasien yang berbeda. 

Biasanya, seorang psikolog akan meminta pasien untuk menceritakan masalah yang sedang dihadapi. Pasien juga akan diminta melakukan tes cognitive behavioral. Hal ini bertujuan agar psikolog dapat menilai perilaku dan kondisi emosional mereka. 

Tes cognitive behavioral biasanya terdiri dari tes IQ, pengisian kuesioner, serta neuropsikologi. Hasil dari tes tersebut dapat menunjukkan perkembangan memori dan kognitif pasien. Kalau ternyata kondisinya parah, barulah psikolog akan merujuk pasien untuk periksa ke psikiater. 

Nah, seorang psikiater pun memahami semua hal terkait diagnosis tersebut. Bedanya, mereka juga mampu melakukan perawatan pada berbagai kondisi psikologis pasien. 

Sebab, psikiater memang mempelajari secara mendalam ketidakseimbangan kimia dalam otak manusia. Biasanya psikiater melakukan sejumlah prosedur yang meliputi:

  • Pemeriksaan fisik
  • Terapi mental dan stimulasi otak
  • Tes laboratorium
  • Penyesuaian dosis konsumsi obat

Gangguan mental yang ditangani 

Psikolog dan psikiater memang sama-sama menangani masalah kesehatan mental. Namun, terdapat perbedaan pada gangguan jiwa yang didiagnosis dan ditangani masing-masing profesi. 

Psikolog tidak dapat memberikan diagnosis gangguan jiwa terhadap pasien. Kondisi gangguan yang ditangani pun biasanya tidak terlalu kompleks. Umumnya hasil diagnosisnya seperti kurang percaya diri, masalah keluarga, atau stres ringan. 

Cara meredakan intensitas gejala yang pasien alami pun juga beragam. Tetapi, biasanya melalui rekomendasi gaya hidup yang lebih sehat. 

Di sisi lain, psikiater memiliki kemampuan melihat ketidakseimbangan kimia dalam otak manusia. Oleh sebab itu, psikiater mampu menangani gangguan mental yang kompleks sekali pun seperti skizofrenia, gangguan kecemasan, stres pasca-trauma (PTSD), dan bipolar. 

Untuk menangani masalah tersebut, psikiater dapat menerbitkan resep dan terapi obat-obatan atau farmakoterapi. 

Perawatan dan pemberian obat 

Perbedaan psikolog dan psikiater juga dapat dilihat dari perawatan dan pemberian obat. Psikolog tidak punya wewenang untuk menerbitkan resep obat. Hal ini karena psikolog tidak mempunyai latar belakang pendidikan kedokteran. 

Sebagai gantinya, psikolog akan melakukan perawatan pasien dalam bentuk konsultasi dan terapi psikologis.  

Jenis perawatannya cenderung fokus pada pencarian akar masalah. Tujuannya agar pasien bisa mengubah perilaku secara tepat demi meningkatkan kualitas hidup. 

Di sisi lain, psikiater punya wewenang meresepkan obat kepada pasien karena memiliki latar belakang pendidikan kedokteran. Seorang psikiater juga dapat memberikan konsultasi maupun terapi psikologis kepada pasien sesuai kebutuhan. 


⁠Tugas dan Tanggung Jawab Psikiater 

Pada dasarnya, tugas psikiater adalah melakukan diagnosis dan pengobatan pasien dengan masalah mental. 

Dokter spesialis kejiwaan juga dapat mengambil upaya pencegahan agar pasien tidak semakin parah. Dalam menjalani perannya, psikiater akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

  • Menganalisis kondisi kesehatan mental pasien, melakukan diagnosis, lalu menentukan pengobatan yang tepat.
  • Menyusun dan merencanakan perawatan pasien sesuai kebutuhan. Biasanya, bekerja sama dengan tenaga profesional lain seperti dokter spesialis tertentu, psikolog, hingga pekerja sosial.
  • Membuat dan menerbitkan resep berupa obat, terapi stimulasi otak, pemeriksaan fisik, dan laboratorium.
  • Menjelaskan kepada wali pasien terkait bentuk pengobatan yang akan diberikan kepada pasien. Wali pasien juga berhak mendapat penjelasan terkait output perilaku yang diharapkan dari pasien.
  • Ketika konsultasi dengan psikiater, pasien diajak untuk mengambil keputusan sendiri terkait pilihan dalam bertindak. Namun, tetap dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan risiko.
  • Menulis, mengumpulkan, dan menyimpan catatan tentang kondisi pasien. Hal ini bertujuan agar bisa melakukan analisa dan monitoring progress pengobatan.
  • Melakukan penelitian dan edukasi di bidang kesehatan jiwa.
  • Wajib menjaga privasi dan rahasia pribadi pasien. 


⁠Kondisi yang Ditangani Psikiater 

Seorang wanita menutup mata ditemani psikiater.

Sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa psikiater merupakan dokter dengan keahlian kejiwaaan. Artinya, seorang psikiater sudah menjalani pendidikan ilmu kejiwaan atau psikiatri.  

Oleh sebab itu, seorang psikiater mampu menangani gangguan mental. Bahkan, permasalahan yang kompleks sekali pun seperti spesialis gangguan kecemasan. 

Berikut berbagai kondisi yang umumnya dapat ditangani oleh psikiater:

  • Gangguan mental organik, yakni masalah mental akibat terjadi kerusakan pada otak. Beberapa contohnya adalah demensia, penyakit Parkinson, dan Alzheimer.
  • Gangguan tidur, contohnya seperti kondisi tidur berjalan, insomnia, dan hipersomnia.
  • Gangguan makan, contohnya seperti bulimia nervosa dan anoreksia.
  • Gangguan kepribadian, salah satunya seperti borderline personality disorder.
  • Gangguan perilaku dan emosional pada anak-anak hingga usia remaja. Beberapa contohnya adalah disabilitas intelektual, autisme, dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
  • Gangguan suasana hati, misalnya gangguan bipolar dan depresi.
  • Gangguan fobia dan cemas, seperti serangan panik (panic attack), anxiety disorder, dan PTSD.
  • Gangguan psikosis dan halusinasi, contohnya skizofrenia.
  • Masalah seksual, seperti disfungsi seksual, penurunan gairah seksual, serta vaginismus.
  • Kecanduan alkohol, obat-obatan terlarang, serta zat psikoaktif. 


⁠Tindakan Medis yang Dapat Dilakukan Psikiater 

Karena memiliki pendidikan kedokteran, seorang psikiater berwenang untuk melakukan tindakan medis terhadap pasien. 

Berikut beberapa tindakan medis yang dimaksud: 

Konseling dan psikoterapi 

Pada umumnya, psikiater akan melakukan metode konseling secara mendalam terhadap pasien. Tindakan ini dikenal juga dengan istilah psikoterapi atau terapi mental. 

Melalui psikoterapi, psikiater dapat mengenali perasaan, pikiran, dan kondisi pasien terkait gejala atau keluhan yang dialami. Dengan begitu, psikiater bisa membantu pasien mengontrol dan meredakan gejala gangguan mental. 

Tindakan medis satu ini memiliki beberapa jenis, yaitu:

  • Terapi interpersonal
  • Terapi perilaku kognitif
  • Terapi keluarga
  • Terapi psikodinamik dan psikoanalitik
  • Psikoterapi suportif

Pemberian obat-obatan 

Seorang psikiater juga memiliki wewenang untuk meresepkan obat-obatan terkait gangguan mental pasien. Tentunya, jenis obat dan dosis yang diberikan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. 

Beberapa jenis obat yang umumnya diresepkan psikiater kepada pasien adalah sebagai berikut:

  • Obat untuk menstabilkan suasana hati, biasanya diberikan kepada pasien gangguan bipolar.
  • Obat antipsikotik untuk pasien yang mengalami gangguan halusinasi.
  • Obat stimulan untuk kasus ADHD.
  • Obat antidepresan untuk meredakan gejala depresi, kecemasan, makan, dan obsessive compulsive disorder (OCD).
  • Obat ansiolitik dan sedatif untuk gangguan kecemasan dan insomnia. 

Hipnoterapi 

Hipnoterapi adalah tindakan medis yang dilakukan dengan cara memasuki alam bawah sadar pasien. Biasanya, metode ini diterapkan untuk menangani trauma parah yang memengaruhi perilaku dan pola pikir pasien. 

Pada beberapa kondisi, hipnoterapi dilakukan bersama metode terapi lain, terutama untuk memperkuat penanganan atas fobia, gangguan kecemasan, atau meredakan nyeri fisik yang disebabkan gangguan psikosomatis. 

Terapi stimulasi saraf otak 

Selanjutnya ada tindakan medis menggunakan gelombang magnetik dan arus listrik (electroconvulsive therapy) untuk merangsang saraf dalam otak.  

Psikiater melakukan terapi stimulasi saraf otak sebagai salah satu pilihan terakhir. Metode ini dilakukan saat pengobatan lain dinilai tidak mampu meredakan gejala pada pasien. 

Terapi ini biasanya dibutuhkan untuk pasien gangguan mental berat, seperti demensia, depresi, dan katatonia. 

Rehabilitasi adiksi 

Psikiater juga bisa melakukan rehabilitasi adiksi khusus untuk pasien yang mengalami kecanduan minuman beralkohol, obat-obatan terlarang, atau zat psikoaktif,

Psikiater akan menjalankan perawatan untuk memulihkan kualitas hidup pasien. Caranya dengan membantu mengatasi, mengurangi, menghentikan, dan mencegah gangguan yang mereka alami. 


⁠Gaji dan Prospek Karier Psikiater 

Seorang psikiater sedang menangani pasien.

Jadi, apakah kamu tertarik menjadi seorang dokter spesialis kesehatan jiwa? 

Jika memilih profesi ini, kamu akan bekerja di rumah sakit umum, rumah sakit jiwa, atau puskesmas. Praktisi kesehatan mental juga bertugas di pusat rehabilitasi, panti jompo, atau praktik mandiri. 

Masing-masing instansi memiliki gaji dan prospek karier masing-masing. Namun, umumnya gaji dan prospek karier profesi psikiater adalah sebagai berikut: 

Gaji psikiater 

Gaji psikiater di Indonesia berkisar antara Rp 8 juta hingga Rp 12 juta per bulan. Nominal pastinya tergantung pada kebijakan masing-masing rumah sakit atau tempat kerja psikiater. 

Selain itu, jam terbang dan kredibilitas juga menentukan gaji yang diterima setiap bulannya. 

Prospek karier psikiater 

Berbicara jenjang karir, psikiater adalah profesi lanjutan saat kamu telah menjadi dokter umum. Selanjutnya, kamu bisa melanjutkan pendidikan ke Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Kejiwaan (Sp.KJ). 

Setelah lulus pendidikan spesialis, barulah kamu bisa membuka praktik sebagai psikiater. 

Namun, ada juga beberapa psikiater yang menempati posisi struktural, baik itu di rumah sakit, puskesmas, klinik kesehatan, atau institusi serupa lainnya. 


⁠Cara Menjadi Psikiater 

Seorang psikiater wanita sedang membaca jadwal konsultasi pasien.

Seperti yang telah dibahas, syarat utama menjadi psikiater adalah menempuh pendidikan yang relevan. 

Untuk lebih jelasnya, berikut ini tahapan umum jika ingin menjadi psikiater: 

1. Menyelesaikan S1 Kedokteran Umum 

Seperti yang telah disebutkan, psikiater adalah dokter spesialis kejiwaan. Dengan kata lain, kamu harus kuliah S1 Ilmu Kedokteran terlebih dahulu. 

Program studi pendidikan tinggi ini mempelajari ilmu praktik-praktik di bidang kesehatan.  

Selama kuliah, kamu akan belajar secara mendalam tentang diagnosis dan pengobatan berbagai gangguan kesehatan. Idealnya, pendidikan sarjana Ilmu Kedokteran bisa kamu tempuh dalam waktu empat tahun. 

2. Mengikuti Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) 

Agar bisa lulus dari pendidikan S1 Kedokteran, kamu harus ikut UKMPPD. UKMPPD diikuti oleh para calon dokter di Indonesia untuk mendapatkan gelar dokter. Ujian ini digelar oleh negara sebanyak empat kali dalam setahun. 

Nah, untuk bisa mengikuti UKMPPD, kamu harus terlebih dulu menyelesaikan pendidikan, pre-klinik, klinik, serta resmi dinyatakan lulus oleh fakultas kedokteran di universitas tempat kamu berkuliah. 

Jika lulus, mahasiswa berhak mendapatkan Surat Tanda Lulus (STL) yang diterbitkan panitia nasional.  

3. Berkomitmen pada sumpah dokter 

STL merupakan syarat utama bagi calon dokter di Indonesia untuk mengikuti wisuda dan sumpah dokter. Artinya, tahap selanjutnya untuk menjadi psikiater adalah melakukan sumpah dokter. 

Sumpah dokter biasanya dibacakan oleh salah satu calon dokter yang melaksanakan profesi dokter. Setelah membacakan sumpah tersebut, barulah kamu akan mendapatkan gelar S.Ked. dan resmi menjadi dokter. 

4. Menjalani program magang 

Tidak berhenti sampai situ, kamu masih harus mengikuti program magang selama periode tertentu.  

Biasanya, program magang kedokteran sudah bekerja sama dengan banyak rumah sakit di Indonesia. Kamu bisa magang di rumah sakit yang berada di kota berbeda dari universitas kamu. 

Tujuannya agar dokter bisa menyesuaikan materi yang telah dipelajari dengan kondisi nyata. Dengan begitu, dokter akan lebih mahir dan terampil dalam menangani beragam kasus pasien. 

5. Melanjutkan studi ke bidang spesialisasi 

Setelah menjalani program magang, kamu harus kembali kuliah untuk mendapatkan gelar psikiater. Kali ini, kamu perlu menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Biasanya program ini berlangsung selama kurang-lebih empat tahun. 

Karena tujuanmu adalah menjadi psikiater, kamu bisa mengambil PPDS bidang kedokteran jiwa. Setelah lulus, kamu akan bergelar Sp.KJ. Dengan gelar ini, kamu dapat melakukan praktik sebagai dokter spesialis kejiwaan atau psikiater. 


⁠Kesimpulan 

Psikiater adalah dokter yang memiliki keahlian dalam menangani masalah kesehatan mental. Psikiater mampu mendiagnosis gangguan mental, termasuk gangguan kecemasan, depresi, dan sebagainya. 

Sebagian orang mungkin juga akan menyebutmu sebagai spesialis gangguan kecemasan, spesialis gangguan depresi, atau spesialis gangguan mental lain. 

Jika tertarik menjadi psikiater, kamu harus menempuh pendidikan kedokteran dan mengambil spesialis kejiwaan. 

Setelah menjadi psikiater, kamu bisa mencari instansi yang membuka lowongan pekerja profesi ini. Untuk mengeksplor lowongan pekerjaan di bidang ini, kamu bisa mengandalkan Jobstreet, ya.  

Tak ada salahnya juga untuk terus meningkatkan skill dengan membaca rubrik Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK. 

Kunjungi situs Jobstreet dan masukkan keyword untuk mencari lowongan kerja yang sesuai. Mau lebih praktis? Download aplikasi Jobstreet by SEEK sekarang juga melalui Apple App Store atau Google Play Store!

Pertanyaan Seputar Psikiater 

  1. Apa itu psikiater? 
    Psikiater merupakan dokter yang memiliki keahlian dalam menangani masalah kesehatan mental. Gelar psikiater yaitu Sp.KJ atau Spesialis Kedokteran Jiwa. 
  2. Apa bedanya psikolog dan psikiater? 
    Berikut ini perbedaan psikolog dan psikiater: 
    ⁠- Psikiater harus menempuh pendidikan S1 Kedokteran dan melanjutkan pendidikan kedokteran jiwa (Sp.KJ). Di sisi lain, psikolog bukanlah lulusan Sarjana Kedokteran, melainkan S1 Ilmu Psikologi.

    ⁠- Psikiater memiliki wewenang untuk mendiagnosis, meresepkan obat, dan mengambil tindakan medis terhadap pasien. Namun, psikolog tidak berwenang untuk memberi diagnosis, obat, maupun tindakan medis kepada pasien. 

    ⁠- Psikiater mampu menangani masalah gangguan mental yang ringan hingga kompleks. Psikolog tidak terlalu kompleks. Umumnya, hasil diagnosisnya seperti kurang percaya diri, masalah keluarga, atau stres ringan. 
  3. Apa bedanya psikiater dan dokter jiwa? 
    Psikiater dan dokter jiwa merupakan profesi yang sama. Dokter jiwa merupakan sebutan lain dari psikiater. 
  4. Apakah psikiater itu dokter? 
    Ya. Psikiater merupakan dokter yang telah menempuh program pendidikan spesialis jiwa bergelar Sp.KJ. 
  5. Apa saja tugas psikiater? 
    Secara umum, tugas psikiater adalah sebagai berikut: 
    ⁠- Melakukan diagnosis. 
    ⁠- Melakukan pengobatan pada pasien yang mengalami masalah mental. 
    ⁠- Mengambil langkah pencegahan supaya kondisi pasien tidak semakin parah. 
  6. Kondisi apa saja yang dapat ditangani psikiater? 
    Berikut beberapa kondisi gangguan mental yang dapat ditangani psikiater: 
    ⁠- Gangguan mental organik, yakni masalah mental akibat terjadi kerusakan pada otak. Beberapa contohnya adalah demensia, penyakit Parkinson, dan Alzheimer. 
    ⁠- Gangguan tidur, contohnya seperti kondisi tidur berjalan, insomnia, dan hipersomnia. 
    ⁠- Gangguan makan, contohnya seperti bulimia nervosa dan anoreksia. 
    ⁠- Gangguan kepribadian, salah satunya seperti borderline personality disorder. 
    ⁠- Gangguan perilaku dan emosional pada anak-anak hingga usia remaja. Beberapa contohnya adalah disabilitas intelektual, autisme, dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) 
    ⁠- Gangguan suasana hati, misalnya gangguan bipolar dan depresi. 
    ⁠- Gangguan fobia dan cemas, seperti serangan panik (panic attack), anxiety disorder, dan PTSD.
    ⁠- Gangguan psikosis dan halusinasi, contohnya skizofrenia. 
    ⁠- Masalah seksual, seperti disfungsi seksual, penurunan gairah seksual, serta vaginismus. 
    ⁠- Kecanduan alkohol, obat-obatan terlarang, serta zat psikoaktif. 
  7. Apa saja tindakan medis yang dapat dilakukan psikiater? 
    Beberapa tindakan medis yang dapat dilakukan psikiater yaitu: 
    ⁠- Psikoterapi. 
    ⁠- Pemberian obat. 
    ⁠- Hipnoterapi. 
    ⁠- Terapi stimulasi saraf otak. 
    ⁠- Rehabilitasi adiksi bagi pasien yang kecanduan alkohol, obat-obatan terlarang, atau zat psikoaktif.
    ⁠ 
  8. Pendidikan kuliah psikiater jurusan apa? 
    Psikiater berasal S1 Ilmu Kedokteran yang melanjutkan Program Pendidikan Spesialis (PPDS) kedokteran jiwa. 
  9. Bagaimana prospek karier psikiater? 
    Psikiater profesi lanjutan setelah menjadi dokter umum setelah melanjutkan pendidikan spesialis kejiwaan. Setelah lulus pendidikan spesialis kesehatan jiwa, barulah ia bisa praktik sebagai psikiater. 

    ⁠Namun, ada juga beberapa psikiater yang menempati posisi struktural di instansi kesehatan. 
  10. Berapa gaji psikiater? 
    Umumnya, gaji psikiater di Indonesia adalah sekitar Rp 8-12 juta. 
  11. Bagaimana langkah menjadi psikiater? 
    Berikut langkah-langkah menjadi psikiater: 
    ⁠1. Menempuh pendidikan Sarjana Kedokteran
    ⁠2. Mengikuti Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD)
    ⁠3. Berkomitmen pada sumpah dokter
    ⁠4. Menjalani program magang
    ⁠5. Melanjutkan studi ke bidang spesialisasi
  12. Kenapa seseorang perlu ke psikiater? 
    Seseorang perlu ke psikiater karena mengalami masalah atau gangguan pada mental mereka. Hal ini meliputi depresi, gangguan kecemasan, serangan panik, atau lainnya. 
  13. Apakah BPJS bisa digunakan untuk ke psikiater? 
    Ya, BPJS bisa digunakan untuk mendapatkan layanan medis dari psikiater.

More from this category: Tren gaji & profesi

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Jelajahi topik terkait

Pilih bidang minat untuk menelusuri karier terkait.

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.