Likuiditas Adalah: Fungsi, Contoh, dan Cara Mengukurnya

Likuiditas Adalah: Fungsi, Contoh, dan Cara Mengukurnya
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 10 January, 2024
Share

Fungsi likuiditas adalah salah satu tolok ukur yang sangat diperhatikan oleh para pemegang saham.

Ada beberapa metode penghitungan yang digunakan untuk mengevaluasi kesehatan finansial suatu perusahaan, salah satunya adalah liquidity.  

Dalam hal ini, para shareholders akan meninjau sejauh mana sih aset-aset tersebut bisa dengan mudah diubah menjadi uang kas, dan sejauh mana pula kemampuan perusahaan untuk melunasi semua utang jangka pendeknya. 

Itulah sekilas yang dimaksud dengan liquidity. Untuk penjelasan yang lebih lengkap, yuk baca ulasan berikut sampai habis.

Apa Itu Likuiditas? 

Ilustrasi likuiditas.

Berikut adalah beberapa pengertian likuiditas yang diambil dari berbagai sumber:

  • Menurut Corporate Finance Institute: pengertian likuiditas adalah seberapa cepat suatu investasi bisa dijual kembali, tanpa perlu memengaruhi harganya.
  • Menurut Investopedia: arti likuiditas adalah tentang seberapa mudah suatu aset atau sekuritas bisa diubah menjadi uang tunai, tanpa harus memengaruhi harganya di pasar.
  • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI: likuiditas keuangan adalah posisi kas suatu perusahaan dan tingkat kemampuannya dalam memenuhi semua kewajibannya yang sudah jatuh tempo secara tepat waktu.
  • Menurut Otoritas Jasa keuangan (OJK): pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang harus segera diselesaikannya dalam waktu singkat. Maka, suatu perusahaan dianggap likuid bila mempunyai harta lancar yang angkanya melebihi total kewajibannya. Dengan kata lain, perusahaan tersebut memang memiliki alat pembayaran yang mencukupi. 

Merujuk pada beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat likuiditas adalah indikator penting atau alat bantu dalam menilai sejauh mana aset suatu perusahaan bisa dengan cepat diuangkan. 

Apabila tingkat likuiditasnya tinggi, aset tersebut tentunya gampang dikonversi menjadi uang kas. 

Sebaliknya, aset dengan liquidity rendah lebih sulit untuk dijual karena kurangnya minat dari pihak pembeli.

Perbedaan Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas 

Ilustrasi likuiditas.

Selain liquidity, jenis rasio keuangan lainnya yang memainkan peran penting dalam evaluasi kesehatan finansial perusahaan adalah solvabilitas dan rentabilitas. 

Lalu, apa perbedaan di antara ketiganya? Berikut penjelasannya:

1. Likuiditas 

Liquidity mengacu pada kemampuan suatu perusahaan dalam menutup semua utang jangka pendeknya. 

Rasio ini akan membantu menggali informasi seputar seberapa mudah perusahaan dalam menggunakan aset lancarnya untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. 

2. Solvabilitas 

Sebaliknya, rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dapat mendanai asetnya melalui utang. 

Dari penghitungan rasio ini, perusahaan bisa tahu berapa besar beban utang mereka dibandingkan dengan nilai total aset yang dimiliki.  

3. Rentabilitas 

Rentabilitas adalah pengukuran yang dipakai untuk menilai seberapa mampu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang bisa menjaga keberlangsungan operasionalnya. 

Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa tahu seberapa baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba, baik itu yang didapat melalui penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, cabang perusahaan, dan lain sebagainya.

Fungsi Likuiditas 

Ilustrasi perhitungan likuiditas.

Kelebihan likuiditas artinya perusahaan mempunyai kemampuan untuk melunasi semua utang dan kewajiban jangka pendeknya. Selain manfaat tersebut, berikut ini beberapa fungsi likuiditas lainnya yang patut kamu pahami:

  • Memenuhi kebutuhan dana darurat
    Liquidity berperan sebagai cadangan finansial yang bisa diakses perusahaan ketika memiliki kebutuhan mendadak, serta berperan untuk membantu manajemen perusahaan dalam mengawasi efisiensi modal.
  • Membantu pelunasan utang dan pajak
    ⁠Dengan memiliki tingkat likuiditas yang baik, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka bisa memenuhi semua kewajiban pembayaran utang dan pajaknya secara lancar.
  • Memperlancar kegiatan operasional bisnis
    Tingkat liquidity yang optimal juga dapat mendukung kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Hal ini karena proses produksi, pemasaran, dan distribusi dipastikan tidak akan terhambat. 
  • Memudahkan penarikan dana
    ⁠Ketersediaan liquidity yang memadai akan membuat perusahaan lebih mudah dalam menarik dana sesuai kebutuhan. Hal tersebut tentunya akan memberikan fleksibilitas dalam manajemen keuangan perusahaan.
  • Memfasilitasi analisis rasio keuangan
    Liquidity bisa menjadi alat yang penting dalam menganalisis kesehatan finansial suatu perusahaan, serta membantu mengevaluasi pengambilan keputusan keuangan yang tepat.
  • Menganalisis posisi finansial perusahaan dalam jangka pendek
    ⁠Dengan menghitung angka rasio likuiditas, pengusaha bisa tahu seberapa baik bisnisnya dalam menghadapi tantangan finansial yang sifatnya jangka pendek. Hal itu juga sangat berkaitan dengan pemahaman tentang stabilitas keuangan perusahaan. 

Unsur-unsur Likuiditas 

Ilustrasi likuiditas.

Menurut pemaparan Engle dan Lange, terdapat tiga unsur yang harus ada dalam upaya menjaga tingkat liquidity suatu perusahaan. Berikut rinciannya:

1. Kerapatan 

Aspek ini merujuk pada adanya kesenjangan antara harga yang disepakati dengan harga normal suatu produk. 

Dalam praktiknya, konsep dari kerapatan sendiri lebih mengacu kepada sejauh mana perbedaan harga yang mungkin terjadi dan berpotensi memengaruhi tingkat liquidity perusahaan.

2. Kedalaman 

Unsur ini menunjukkan tentang adanya perbedaan antara jumlah atau volume produk yang dijual, dengan yang dibeli, pada tingkat harga tertentu. 

Sesuai namanya, aspek ini mencerminkan lebih jauh tentang seberapa besar transaksi yang dapat dilakukan perusahaan. Tanpa hal itu, akan mengakibatkan perubahan yang besar pada harga. 

3. Resiliensi 

Unsur ini membahas tentang adanya kecepatan perubahan harga yang cukup tinggi, yang terjadi dari harga normal menuju harga efisien. 

Aspek resiliensi pun umumnya muncul saat terjadi ketidaksesuaian, yang bisa dipicu karena ketidakstabilan harga pada suatu barang.

Jenis Rasio Likuiditas 

Ilustrasi grafik likuiditas.

Mengutip dari Jurnal.id, rasio likuiditas adalah ukuran yang dipakai untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya. 

Dalam hal ini, rasio likuiditas terbagi atas tiga jenis. Apa saja? Yuk, cek di bawah ini! 

Likuiditas pasar 

Sesuai namanya, liquidity jenis ini mengacu pada kondisi pasar yang memungkinkan suatu aset diperjualbelikan. 

Artinya, sebuah pasar hanya bisa dikatakan likuid bila itu dapat mendukung transaksi jual-beli dalam volume besar. 

Sebaliknya, pasar yang kurang likuid adalah pasar yang cenderung mempunyai jumlah penjual dan pembeli yang terbatas.  

Likuiditas aset 

Likuiditas aset merujuk pada tingkat kemudahan bagi suatu aset untuk nantinya diubah menjadi uang tunai. 

Tentunya, jenis liquidity ini bervariasi dan umumnya ditinjau berdasarkan jenis aset yang dimiliki.  

Sebagai contoh, kamu bisa membandingkan tingkat liquidity antara uang cash, rumah, dan saham misalnya. 

Dari analisis tersebut, kamu tentu akan mendapatkan wawasan mendalam terkait perbedaan tingkat liquidity setiap aset. Hal ini karena setiap aset memiliki karakteristik uniknya masing-masing. 

Likuiditas akuntansi 

Di sisi lain, ada yang namanya likuiditas keuangan atau akuntansi. Jenis liquidity ini mengacu pada kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya saat jatuh tempo. 

Tentunya, hanya perusahaan dengan liquidity baik yang bisa dengan mudah memenuhi kewajiban finansialnya.  

Karena itu, evaluasi terhadap likuiditas akuntansi menjadi sangat penting bagi para investor. 

Pasalnya, hasil penghitungan tersebut bisa membantu mereka dalam mengukur seberapa sehat posisi keuangan jangka pendek dari suatu perusahaan.

Contoh Likuiditas Aset 

Ilustrasi likuiditas.

Agar makin jelas, berikut adalah contoh pengurutan dalam liquidity aset. 

Sebuah perusahaan mempunyai beragam jenis aset, seperti uang, peralatan, investasi, dan lain sebagainya. 

Karena konsep dasar dari likuiditas aset mengacu pada sejauh mana suatu aset bisa diubah menjadi uang tunai secara mudah, maka berikut adalah contoh pengurutannya:

  • Uang Tunai: ini jadi aset yang paling likuid karena bisa dengan mudah dikonversi menjadi bentuk aset lainnya.
  • Mata Uang Asing: meskipun terbilang masih cukup likuid, kamu tetap butuh langkah tambahan untuk mengonversinya.
  • Guaranteed Investment Certificate (GIC): ini juga tergolong aset investasi dengan tingkat liquidity yang tinggi.
  • Obligasi Pemerintah (Government Bonds): jenis aset ini relatif likuid dan bisa dicairkan dalam waktu yang singkat.
  • Obligasi Perusahaan (Corporate Bonds): Layaknya saham, aset ini juga dapat dicairkan. Akan tetapi, hal tersebut bergantung pada bentuk investasinya.
  • Saham: tingkat liquidity untuk jenis aset ini tergantung pada jenis sahamnya. Pasalnya, ada beberapa saham yang lebih likuid dibandingkan jenis yang lain.
  • Komoditas: aset ini bisa dicairkan relatif cepat, tetapi hal itu juga bergantung pada kondisi pasar.
  • Real Estate: ini adalah bentuk aset yang tidak likuid. Hal ini karena kamu bakal memerlukan waktu yang panjang, berbulan-bulan hingga tahunan, untuk bisa menjualnya.
  • Karya Seni: mirip dengan real estate, kamu juga butuh waktu yang relatif lama untuk mencairkannya jadi uang tunai.
  • Bisnis Swasta: ini pun termasuk aset yang paling tidak likuid. Hal ini karena penjualan atau likuidasi bisnisnya bisa memakan waktu yang cukup lama.

Cara Menghitung Rasio Likuiditas Perusahaan 

Seorang pria sedang menghitung rasio likuiditas perusahaan.

Sementara itu, rumus rasio likuiditas perusahaan sendiri terbagi atas empat jenis, yakni:  

Quick ratio (rasio cepat) 

Cara menghitung rasio likuiditas perusahaan dengan penghitungan rasio cepat, yakni hanya dengan memanfaatkan aktiva lancar yang mempunyai liquidity tinggi sebagai pembanding terhadap kewajiban lancar. 

Namun, inventaris perlu dikecualikan dalam perhitungan rasio cepat. Alasannya adalah karena itu sulit untuk diubah menjadi uang tunai. 

Inilah rumus likuiditas untuk menghitung rasio cepat (quick ratio):

  • Rasio cepat = (Aktiva Lancar – Persediaan) : Utang lancar 

Acid-test ratio 

Rumus likuiditas perusahaan yang kedua adalah acid-test ratio. 

Penghitungan jenis rasio likuiditas ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya, yang diketahui dengan membandingkan aset lancar dan kewajiban lancar. 

Namun, perlu dicatat bahwa jenis rasio likuiditas ini tidak mempertimbangkan aset lancar yang sulit dicairkan, seperti persediaan misalnya. 

Meski demikian, nilai acid-test ratio bakal jadi tidak akurat jika kamu memasukkan piutang dengan periode pengembalian yang lama. Hal ini karena piutang jenis tersebut umumnya sulit dicairkan menjadi uang cash.  

Berikut adalah rumus perhitungan rasio acid-test ratio:

  • Acid Test Ratio = (Total Aset Lancar – Persediaan – Piutang) : Total Kewajiban Lancar 

Cash ratio (rasio kas) 

Cash ratio (rasio kas) merupakan metode perhitungan liquidity yang melibatkan jumlah kas milik suatu perusahaan. 

Sama seperti current ratio (rasio lancar) dan quick ratio, tujuan dari penghitungan jenis rasio likuiditas ini (rasio kas) adalah untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 

Namun, dalam metode rasio perputaran kas ini, kas dipakai sebagai acuannya. 

Pasalnya, kas surat berharga jangka pendek merupakan bagian dari aktiva lancar yang bisa dengan mudah diuangkan. 

Berikut adalah rumus cash ratio (rasio kas):

  • Cash ratio (rasio kas) = (Kas + Surat berharga jangka pendek) : Utang lancar 

Current ratio (rasio lancar) 

Current ratio (rasio lancar) adalah metode sederhana yang bisa kamu pakai untuk mengukur rasio likuiditas suatu perusahaan. 

Dalam pendekatan ini, acuannya adalah penggunaan aktiva perusahaan yang memiliki likuiditas pada saat ini, yang dikenal sebagai aktiva lancar atau current asset. 

Aktiva lancar umumnya merujuk pada semua aset yang bisa diubah menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun. 

Berikut adalah rumus perhitungan current ratio (rasio lancar):

  • Current ratio (Rasio lancar) = Aktiva lancar : Utang Lancar

Contoh Penghitungan Rasio Likuiditas 

Ilustrasi seorang pria sedang menghitung rasio likuiditas perusahaan.

Untuk penerapannya, kamu bisa menyimak contoh cara menghitung likuiditas berikut ini. 

Misalnya saja, sebuah perusahaan bernama Maju Mundur mempunyai aktiva lancar sebesar Rp 40.000.000, nilai inventaris senilai Rp 10.000.000, dan kewajiban lancar Rp 10.000.000. 

Maka, hasil penghitungan rasio cepatnya adalah Rp 40.000.000 - Rp 10.000.000, kemudian dibagi Rp 10.000.000. Hasilnya adalah 3,0.  

Karena hasil penghitungan rasio cepat di atas lebih dari 1,0, itu artinya perusahaan Maju Mundur memiliki kemampuan yang baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.  

Akan tetapi, perlu dicatat juga, jika ternyata nilai rasio cepat melebihi angka 3,0, bukan berarti tingkat liquidity perusahaan sedang baik. 

Hal itu bisa jadi karena kas perusahaan yang besar tidak dialokasikan secara produktif atau tingginya jumlah piutang perusahaan.

Kesimpulan 

Ilustrasi likuiditas.

Demikianlah gambaran mengenai apa yang dimaksud likuiditas dan berbagai aspek penting lainnya terkait cara mengukur likuiditas keuangan. 

Secara singkat, liquidity mencerminkan sejauh mana aset bisa diubah menjadi uang cash, serta bagaimana kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya sesuai tenggat waktu yang telah ditetapkan. 

Selain liquidity, tentunya ada banyak istilah lain dalam ranah keuangan dan akuntansi yang perlu kamu ketahui. 

Pasalnya, tanpa adanya pemahaman yang memadai terhadap istilah-istilah tersebut, kamu mungkin bakal sulit dalam melakukan penilaian kondisi keuangan perusahaan. 

Yuk, persiapkan diri kamu untuk menembus pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK. Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat. 

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!

Pertanyaan Seputar Likuiditas

  1. Apa yang dimaksud dengan likuiditas?
    Secara sederhana, likuiditas perusahaan adalah tentang sejauh mana suatu aset dapat diubah menjadi uang tunai dan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya saat jatuh tempo.
  2. Likuiditas diukur dengan apa?
    Liquidity diukur dengan menggunakan rasio keuangan tertentu, seperti Current Ratio (Rasio Lancar), Quick Ratio, Cash Ratio (Rasio Kas), dan Acid-Test Ratio.
  3. Contoh rasio likuiditas apa saja?
    Rasio likuiditas terdiri dari beberapa jenis, antara lain margin laba bersih, laba kotor pada penjualan bersih, times interest earned ratio, rasio perputaran persediaan, dan masih banyak lagi.
  4. Berapa nilai rasio likuiditas yang baik?
    Rasio likuiditas perusahaan akan dianggap positif apabila hasil penghitungannya mencapai di atas 1,0. Sebaliknya, untuk nilai angka rasio yang ada di bawah 1,0 (contohnya, 0,9, 0,8, dan seterusnya), itu berarti perusahaan memiliki tingkat liquidity yang rendah atau mempunyai kendala dalam memenuhi kewajibannya.
  5. Apa rasio likuiditas yang paling penting?
    Jawabannya, tidak ada. Hal ini karena berbagai jenis rasio liquidity (rasio lancar, rasio cepat, dan jenis lainnya) dapat memberikan wawasan yang berbeda tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. 
  6. Bagaimana cara menghitung rasio likuiditas?
    Rasio liquidity, seperti rasio lancar misalnya, bisa dihitung dengan cara membandingkan total aset lancar dengan total kewajiban lancar. 

    ⁠Dalam rumusnya, aset lancar mencakup kas, piutang, persediaan perusahaan, dan aset lancar lainnya yang bisa diubah menjadi uang dalam jangka waktu satu tahun.

    ⁠Di sisi lain, kewajiban lancar merujuk pada jenis hutang yang wajib dilunasi dalam waktu satu tahun.
  7. Apa yang dimaksud dengan likuiditas dan solvabilitas?
    Liquidity dan solvabilitas adalah dua jenis analisis yang dapat memberikan wawasan tentang kesehatan keuangan suatu perusahaan.

    Liquidity merujuk pada kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dengan menggunakan aset yang bisa diubah menjadi uang tunai (atau setara kas) secara cepat.

    ⁠Sementara itu, solvabilitas lebih condong pada kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, baik itu yang tergolong dalam kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya.
  8. Apa perbedaan antara likuiditas dan rentabilitas?
    Liquidity mencerminkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek miliknya, khususnya kesanggupan dalam membayar utang dan kewajiban lainnya yang jatuh tempo dalam waktu singkat.

    ⁠Di sisi lain, rentabilitas lebih mengacu pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau menghasilkan laba selama periode tertentu. Karena itu, rentabilitas umumnya melibatkan analisis terhadap efisiensi operasional, keuntungan bersih, dan pengembalian investasi.

More from this category: Pengembangan karir

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.