Liabilitas Adalah: Karakteristik, Jenis, dan Contohnya

Liabilitas Adalah: Karakteristik, Jenis, dan Contohnya
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 11 January, 2024
Share

Liabilitas adalah istilah yang kerap digunakan di dunia bisnis untuk menggambarkan kewajiban yang belum diselesaikan. Biasanya, liabilitas bisa ditemukan di dalam laporan keuangan. 

Melakukan analisis liabilitas bisa membantu kamu mengetahui kondisi keuangan perusahaan. 

Mengingat liabilitas adalah suatu kewajiban yang harus dibayarkan, kamu perlu mengetahui lebih lanjut mengenai hal ini. Yuk, simak penjelasan berikut!

Apa Itu Liabilitas? 

Seorang wanita sedang menghitung liabilitas perusahaan.

Apa itu liabilitas? Secara umum, arti liabilitas adalah sesuatu yang terutang kepada pihak lain. 

Pada dasarnya, nama lain utang dalam akuntansi adalah liability. Liabilitas diambil dari kata liability. Dalam Bahasa Inggris arti liability adalah kewajiban. 

Singkatnya, apa yang dimaksud dengan liabilitas adalah kewajiban perusahaan pada pihak lain yang belum dibayarkan. 

Tak melulu berbentuk uang, liabilitas juga dapat berupa barang, jasa, kerja sama, tukar aset, atau transaksi lain yang mempunyai manfaat ekonomi. 

Liabilitas dalam akuntansi adalah kewajiban yang ditentukan oleh peristiwa, pertukaran jasa atau aset, penjualan, maupun transaksi sebelumnya yang dinilai akan memberikan manfaat ekonomi di kemudian hari. 

Pada dasarnya, liabilitas merupakan salah satu aspek yang kerap digunakan oleh perusahaan untuk membiayai operasional ataupun melakukan ekspansi besar demi kemajuan perusahaan dalam bisnis. 

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa inilah pengertian liabilitas: 

Liabilitas adalah seluruh kewajiban yang harus dipenuhi dan dibayarkan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Kewajiban ini bisa berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. 

Dalam neraca keuangan, akun liabilitas akan dicatat di bagian sisi kanan neraca. Adapun hal-hal yang meliputi liabilitas, di antaranya:

  • Utang dagang 
  • Pinjaman
  • Obligasi
  • Hipotek
  • Jaminan
  • Pendapatan yang ditangguhkan
  • Biaya yang masih harus dibayar 

Sebagai tambahan, liabilitas dalam kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) merujuk kepada kewajiban atau utang entitas pada masa kini yang muncul dari peristiwa masa lalu.

Perbedaan Liabilitas dan Ekuitas 

Ilustrasi liabilitas perusahaan.

Tidak sedikit orang kesulitan membedakan antara aset liabilitas dan ekuitas. Untuk memudahkan kamu memahaminya, berikut perbedaan keduanya: 

Pengertian liabilitas dan ekuitas

  • Liabilitas merupakan utang entitas di masa kini yang timbul dari kejadian di masa lalu. Penyelesaian kewajiban ini dapat menyebabkan arus keluar dari sumber daya entitas yang bermanfaat secara ekonomi.
  • Ekuitas berasal dari kata equity yang artinya kekayaan bersih perusahaan. Ekuitas berasal dari investasi pemilik perusahaan dan hasil laba usaha perusahaan.  

Komponen asal liabilitas dan ekuitas

  • Liabilitas adalah utang perusahaan pada pihak lain, seperti investor atau bank pemberi pinjaman.
  • Ekuitas merupakan kekayaan perusahaan yang terdiri dari modal disetor, laba ditahan, saham, cadangan laba, serta modal lainnya.  

Secara sederhana, arti liabilitas dan ekuitas adalah kewajiban (utang) dan kekayaan. Dari hal ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa keduanya memiliki perbedaan yang cukup kentara. 

Ekuitas adalah kekayaan bersih atau modal perusahaan. Ekuitas dapat berupa nilai uang atau kas maupun bangunan milik perusahaan. 

Lain halnya dengan liabilitas yang merupakan kewajiban atau utang perusahaan dan harus dibayarkan. 

Ekuitas bisa berkurang karena adanya penarikan modal oleh pemilik, pembagian keuntungan, atau kerugian. 

Ekuitas adalah semua yang dimiliki perusahaan setelah mengurangkan kewajiban dari aset. 

Pada persamaan dasar akuntansi, aset liabilitas ekuitas akan membantu menyeimbangkan neraca perusahaan. Adapun rumus persamaan dasar akuntansinya sebagai berikut: 

  • Aset (Harta) = Liabilitas (Utang) + Ekuitas (Modal)

Fungsi Liabilitas 

Ilustrasi Liabilitas.

Fungsi utama liabilitas adalah untuk membantu memberikan suntikan dana bagi perusahaan. 

Pinjaman ini dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis atau membeli keperluan perusahaan lainnya. 

Mengingat bisnis harus terus bertumbuh, liabilitas menjadi aspek penting bagi perusahaan untuk mendukung jalannya operasional bisnis. 

Alhasil, perusahaan dapat melakukan ekspansi, membuat transaksi lebih efisien, dan meningkatkan peluang bisnis potensial. 

Liabilitas merupakan sesuatu yang hampir tidak bisa dihindari, utamanya bagi perusahaan yang tergolong baru berkembang. 

Untuk memajukan bisnisnya, perusahaan memerlukan pinjaman dana tunai yang tak sedikit. Liabilitas menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

Tidak sedikit orang beranggapan bahwa liabilitas dapat merusak citra perusahaan. 

Faktanya, tidak demikian karena berkat liabilitas perusahaan mendapatkan kucuran dana yang justru membantu perkembangan bisnis. 

Selama perusahaan mampu mengelola liabilitas dengan baik, hal ini tidak akan merugikan. Sebaliknya, perusahaan yang gagal mengelola liabilitas berisiko mengalami kerugian hingga kolaps atau gulung tikar. 

Intinya, keseimbangan yang pas antara kewajiban dan ekuitas akan memberikan landasan yang kuat dan stabil bagi perusahaan. 

Terapkan strategi terbaik untuk memastikan keuangan perusahaan meningkat dan membayar kewajibannya.

Karakteristik Liabilitas 

Seorang pria sedang menghitung liabilitas perusahaan.

Setelah memahami pengertian dan fungsinya, berikut adalah karakteristik liabilitas yang perlu kamu pelajari:

  • Pinjaman dilakukan oleh perusahaan maupun perorangan dengan tujuan meningkatkan pendapatan.
  • Pinjaman tersebut memiliki manfaat ekonomi.
  • Memiliki jatuh tempo pembayaran, baik dalam jangka waktu singkat maupun jangka panjang.
  • Tercatat sebagai kejadian atau transaksi yang sudah terjadi dan mengikat entitas.
  • Tanggung jawab terhadap entitas harus diselesaikan dengan cara melunasinya.
  • Untuk menyelesaikan liabilitas diperlukan aset dan entitas lain.

Jenis-jenis Liabilitas 

Ilustrasi Liabilitas.

Secara umum, liabilitas terdiri liabilitas jangka pendek dan jangka panjang. 

Namun, sebenarnya terdapat satu jenis liabilitas lain yang sifatnya hanya digunakan pada kondisi tertentu. Jenis liabilitas yang dimaksud dinamakan kontinjensi. 

Agar lebih memahami perbedaannya, berikut jenis dan pengertian liabilitas menurut Investopedia:

1. Liabilitas jangka pendek 

Liabilitas jangka pendek dikenal dengan sebutan liabilitas lancar, current liabilities, atau short-term liabilities

Jenis liabilitas ini merupakan tanggungan perusahaan yang wajib dibayar dalam kurun waktu singkat, biasanya 12 bulan atau kurang dari itu. 

2. Liabilitas jangka panjang 

Liabilitas jangka panjang biasanya juga disebut dengan liabilitas tidak lancar dan long-term liabilities.

Jenis liabilitas ini merupakan tanggungan perusahaan yang wajib dibayar dalam kurun waktu di atas satu tahun. 

Seringkali perusahaan mengambil liabilitas jangka panjang ketika pihaknya tidak mempunyai aset cukup untuk melakukan perluasan bisnis. 

3. Liabilitas kontinjensi 

Liabilitas kontinjensi merupakan tanggungan perusahaan yang biasanya hanya dilakukan pada kondisi tertentu, bersifat tidak pasti atau hanya kemungkinan dan dibayarkan di kemudian hari. 

Gugatan hukum dan ancaman tuntutan hukum tercatat sebagai liabilitas kontinjensi paling umum. 

Selain itu, hadiah yang tidak terpakai, garansi jaminan produk, dan penarikan kembali juga termasuk liabilitas kontinjensi.

Jenis Liabilitas Jangka Pendek 

Ilustrasi liabilitas jangka pendek.

Idealnya, liabilitas jangka pendek dibayarkan oleh perusahaan sesuai jatuh tempo maksimal satu tahun. 

Kewajiban ini disebut sebagai utang lancar lantaran perusahaan perlu melakukan pembayaran beberapa kali selama satu tahun, sebelum jatuh tempo. 

Cara pembayaran kewajiban dapat dilakukan setiap bulan, per kuartal, maupun per semester. Adapun sejumlah contoh liabilitas jangka pendek, di antaranya: 

1. Utang wesel 

Utang wesel merupakan janji pembayaran dalam jumlah tertentu kepada pihak pemberi utang (kreditur). 

Utang wesel ini biasanya dibuat oleh penerima dana (debitur) sebagai bukti tertulis pada kreditur. 

Dalam utang wesel tercantum tanggal jatuh tempo pelunasan. Meskipun tidak ada aturan baku, biasanya jatuh tempo utang wesel berkisar antara 30, 60, 90, 120, atau 180 hari  tergantung kesepakatan debitur dan kreditur. 

2. Gaji karyawan setiap bulan 

Liabilitas ini timbul lantaran karyawan telah melaksanakan kewajibannya. Perusahaan wajib membayar gaji setiap bulan pada karyawan sesuai nominal yang disepakati. 

Biasanya gaji karyawan dibayarkan pada akhir atau awal bulan tergantung kebijakan perusahaan. 

Perlu dipahami bahwa nominal gaji karyawan ini dapat berubah setiap bulannya. Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan melakukan penambahan atau pengurangan karyawan dengan alasan tertentu. 

3. Beban yang perlu dibayarkan 

Beban yang perlu dibayarkan biasanya berupa pembayaran untuk pengeluaran atau bunga terutang. Beban ini belum dibayar ketika perusahaan membuat laporan keuangan.  

Contohnya: biaya sewa, bunga pinjaman, biaya asuransi, beban iklan, dan beban lain yang rutin dikeluarkan perusahaan. 

4. Utang dagang (account payable) 

Utang dagang merupakan utang pembelian barang untuk melancarkan kegiatan operasional suatu perusahaan. 

Contohnya: bahan baku atau alat kerja. Biasanya, utang ini harus dibayar oleh perusahaan pada perusahaan partner atau supplier

5. Utang dividen (dividends payable) 

Dividen adalah sebagian keuntungan perusahaan yang harus diberikan perusahaan kepada pemegang saham. 

Utang dividen biasanya dibayarkan dengan jangka waktu maksimal satu tahun setelah pengumuman. 

Kendati demikian, rata-rata perusahaan kerap membayar tanggungan utang tersebut sekitar tiga bulan setelah pengumuman. 

Lantaran termasuk utang lancar, utang dividen akan dicatat pada laporan arus kas, perubahan modal, dan neraca. 

6. Pajak (tax payable) 

Utang pajak merupakan tanggungan atas perhitungan pajak yang telah menjadi kewajiban yang dihitung sesuai aturan berlaku dan dibayar oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. 

Contohnya, pajak penjualan, pajak properti, pajak penghasilan, dan lainnya.

Jenis Liabilitas Jangka Panjang 

Ilustrasi liabilitas jangka panjang.

Liabilitas jangka panjang adalah utang tak lancar lantaran perusahaan tidak mampu membayar tanggungan ini dalam jangka waktu satu tahun. 

Adapun ragam liabilitas tidak lancar, di antaranya adalah: 

1. Utang bentuk hipotek 

Uang bentuk hipotek merupakan utang pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan dengan jaminan berupa aset tetap atau aset tidak bergerak milik perusahaan. 

Aset ini bisa berupa bangunan, gedung, tanah, atau mesin. 

Pinjaman jangka panjang ini memiliki jangka waktu bervariasi, tergantung kesepakatan antara debitur dengan kreditur. 

Umumnya, utang hipotek yang memiliki suku bunga tetap berkisar antara 15 hingga 30 tahun. 

Saat perusahaan mengambil pinjaman, perusahaan telah mempertimbangkan kemungkinan terburuk. 

Dalam perjanjian tersebut, perusahaan memberikan hak kepada kreditur untuk menyita atau mengambil jaminan apabila gagal melakukan pembayaran. 

2. Utang bank 

Utang bank merupakan contoh liabilitas jangka panjang yang paling umum digunakan perusahaan sebagai modal mengembangkan bisnis, melancarkan arus kas, menambah karyawan, melakukan merger, ataupun kebutuhan perusahaan lainnya. 

Perusahaan harus memenuhi sejumlah persyaratan yang diberikan oleh bank sebelum mendapatkan persetujuan pinjam dana. 

Durasi utang bank bervariasi, tergantung besaran dana yang akan dipinjam. 

3. Utang obligasi 

Utang obligasi merupakan jenis utang jangka panjang berupa surat pengakuan utang yang diberikan oleh perusahaan atau pemerintah. 

Utang obligasi beserta bunga ini wajib dilunasi sebelum jatuh tempo. Utang obligasi harus menggunakan akta notaris. 

Pasalnya, obligasi harus mencantumkan informasi mengenai nominal pinjaman, suku bunga, jangka waktu, nominal cicilan, dan jaminan secara rinci. 

Sebelum terjadi kesepakatan utang piutang, debitur berhak mengecek nominal surat obligasi. 

Apabila sesuai, kreditur akan memberikan pinjaman dana sesuai yang tertera pada surat obligasi tersebut. 

Pada dasarnya obligasi memiliki banyak ragam yang dibedakan dari sisi penerbit, imbal hasil, nominal, hak penukaran, pembayaran bunga sesuai dengan kesepakatan, dan jaminan. 

Supaya lebih jelas, berikut ragam obligasi yang dimaksud:

  • Obligasi sisi penerbit: Obligasi pemerintah, obligasi pemerintah daerah, dan obligasi korporasi.
  • Obligasi imbal hasil: Obligasi konvensional dan obligasi syariah.
  • Obligasi nominal: Obligasi konvensional dan obligasi ritel.
  • Obligasi hak penukaran: Obligasi konversi, obligasi opsi beli, obligasi tukar, dan obligasi putable bonds.
  • Obligasi pembayaran bunga: Obligasi kupon, obligasi kupon tetap, obligasi tanpa bunga, dan obligasi kupon mengambang.
  • Obligasi jaminanSecured bonds (Mortgage bonds, Collateral trust bonds, and Equipment trust certificate) dan Unsecured Bonds (Debentures, Subordinated debentures, and Income bonds).

Rumus Liabilitas 

Seorang wanita sedang menghitung liabilitas perusahaan.

Liabilitas tidak lepas dari keberadaan aset dan ekuitas. Untuk menghitung liabilitas, kamu bisa menggunakan rumus berikut: 

  • Liabilitas = Aset – Ekuitas 

Rumus liabilitas tersebut menunjukkan jumlah tanggungan utang yang berbentuk hipotek wajib dibayar oleh perusahaan kepada kreditur, seperti bank, pemasok, atau pihak pemberi pinjaman lainnya.

Cara Menganalisis Liabilitas 

Seorang wanita sedang menganalisis liabilitas perusahaan.

Tak dapat dimungkiri bahwa liabilitas berfungsi membantu menganalisis laporan keuangan sehingga perusahaan lebih mudah menyimpulkan kondisinya pada akhir tahun pelaporan. 

Jika ekuitas lebih kecil dari liabilitas, artinya sebagian besar aset yang ada dibiayai dengan hak milik eksternal. 

Kondisi ini tidak sehat untuk perusahaan. Sebaliknya, jika ekuitas lebih besar dari liabilitas, perusahaan dalam keadaan baik sekalipun memiliki tanggungan utang. 

Untuk mengantisipasi rasio yang tidak seimbang, diperlukan analisis liabilitas. Berikut rasio yang umum digunakan dalam menganalisis liabilitas: 

Rasio utang terhadap ekuitas 

Rasio utang terhadap ekuitas atau Debt-to-Equity Ratio (D/E) ini adalah kerangka dasar pengukuran besaran utang perusahaan untuk dibandingkan dengan penggunaan modal pemegang saham yang digunakan untuk membiayai kegiatan bisnis perusahaan. 

Rasio utang terhadap ekuitas bervariasi berdasarkan industrinya. 

Rasio ini paling baik digunakan untuk membandingkan pesaing dan untuk mengukur perubahan ketergantungan utang perusahaan dari waktu ke waktu.

  • Rasio 1: kondisi keuangan perusahaan tergolong sehat. Ketika perusahaan gagal melakukan pembayaran, ekuitas yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk melunasi utang.
  • Rasio lebih dari 1: kondisi keuangan perusahaan masih aman, tetapi perlu diwaspadai. Apabila sumber utang merupakan utang usaha, kondisi keuangan tergolong baik. Jika sumber utang adalah obligasi atau bank, kondisi ini perlu diwaspadai.
  • Rasio lebih dari 2: kondisi keuangan perusahaan tergolong rawan sehingga berisiko mengalami kerugian atau gulung tikar. 

Rumus: British Business Bank menyebutkan bahwa batas aman rasio utang terhadap ekuitas berkisar antara 1 sampai 1.5. Rumus rasio utang terhadap ekuitas adalah: 

  • Utang/Ekuitas = Jumlah kewajiban : Jumlah ekuitas pemegang saham 

Contoh: Sesuai laporan keuangan tahunan perusahaan JCV tahun 2020, perusahaan memiliki liabilitas sebesar Rp 10 miliar dengan ekuitas sebesar Rp 7 miliar. Berapa rasio utang terhadap ekuitas? 

  • D/E Ratio = Jumlah kewajiban : Jumlah ekuitas pemegang saham
    ⁠D/E Ratio = Rp 10 miliar : Rp 7 miliar
    ⁠D/E Ratio = 1.42 

Artinya, pada tahun 2020 perusahaan JCV memiliki rasio utang terhadap ekuitas sebesar 1.42. 

Berdasarkan aturan British Business Bank, rasio ini masih dianggap aman. Namun, perusahaan perlu memastikan pihaknya mampu melunasi utang sesuai jangka waktu. 

Rasio utang terhadap aset 

Rasio utang terhadap aset atau Debt to Asset Ratio (D/A) tergolong sebagai komponen penting lantaran menyangkut izin operasional perusahaan. 

Rasio ini menentukan perbandingan antara jumlah utang perusahaan dengan aset berwujud dan tak berwujud. Ketentuannya:

  • Jika setelah analisis jumlah utang mencapai 50% atau lebih, aset perusahaan terancam hipotek apabila gagal membayar kewajiban.
  • Jumlah ideal rasio utang terhadap aset adalah di bawah 40%. Makin rendah rasio, operasional perusahaan makin aman. 

Rumus: Rasio total utang terhadap aset dihitung dengan membagi utang perusahaan dengan aset perusahaan. Berikut adalah rumusnya:

  • Total Aset = (Utang jangka pendek + panjang) : Total aset 

Contoh: Dari laporan keuangan tahunan perusahaan GYX tahun 2021, perusahaan memiliki utang jangka pendek sebesar Rp 50 miliar dan jangka panjang Rp 100 miliar dengan total aset Rp170 miliar. Berapa rasio utang terhadap aset? 

  • D/A Ratio = (Utang jangka pendek + panjang) : Total aset
    D/A Ratio =⁠ (Rp 50 miliar + Rp 100 miliar) : Rp 170 miliar
    D/A Ratio =⁠ Rp 150 miliar : Rp 170 miliar
    ⁠D/A Ratio = 0.88 

Artinya, pada tahun 2021 perusahaan GYX memiliki rasio utang terhadap aset sebesar 0.88. 

Berdasarkan ketentuan di atas, rasio ini menyebut bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik dan dianggap mampu menyelesaikan tanggung jawab dasar pengukuran dan pengungkapan utang.

Contoh Kasus Liabilitas 

Ilustrasi liabilitas perusahaan.

Liabilitas adalah komponen akuntansi yang sebenarnya cukup mudah dipahami. Berbekal rumus yang ada, perhitungan akuntansi liabilitas dapat dilakukan secara mandiri. 

Supaya lebih jelas, berikut contoh kasus liabilitas perusahaan fiktif berikut ini:

Laporan Keuangan PT DGZ Tahun 2022 

Liabilitas Jangka Pendek

  • Utang Dagang: Rp 175 juta
  • Utang Gaji: Rp 50 juta
  • Utang Wesel: Rp 30 juta
  • Utang Pajak: Rp 6 juta
  • Utang Lain-lain: Rp 12 juta
  • Sewa yang Harus Dibayar: Rp 20 juta 

Total Liabilitas Jangka Pendek = Rp 293 juta

Liabilitas Jangka Panjang

  • Utang Hipotek: Rp 450 juta
  • Utang Obligasi: Rp 150 juta
  • Utang Bank Jangka Panjang: Rp 300 juta
  • Liabilitas Imbalan Kerja: Rp 50 juta 

Total Liabilitas Jangka Panjang = Rp 950 juta. 

TOTAL LIABILITAS KESELURUHAN:
⁠= Rp 293 juta + Rp 950 juta
⁠= Rp 1.243 miliar 

Berdasarkan laporan liabilitas akhir tahun buku 2022, PT DGZ memiliki kewajiban sebesar Rp 1.243 miliar. 

Laporan ini akan membantu para pemegang saham, investor, maupun pihak terkait lainnya untuk memahami kondisi keuangan perusahaan.

Kesimpulan

Demikian ulasan mengenai liabilitas mulai dari pengertian hingga jenisnya. Secara garis besar, liabilitas adalah aspek yang memang diperlukan perusahaan untuk memajukan bisnisnya. 

Pastikan bahwa utang tersebut digunakan secara tepat dan dikelola agar menghasilkan entitas yang mengandung manfaat ekonomi. 

Kalau kamu ingin mencari informasi mengenai lowongan kerja terbaru yang sesuai dengan bidang dan keahlian kamu, jangan ragu untuk mengunjungi situs dan aplikasi Jobstreet by SEEK.

Jelajahi Tips Karier Jobstreet untuk menemukan berbagai informasi bermanfaat soal karir, mulai dari cara memoles CV, menghadapi wawancara, hingga kita sukses mengarungi dunia kerja. 

Jangan lupa unduh aplikasi Jobstreet by SEEK di App Store dan Play Store agar kamu bisa melamar kerja atau membaca Tips Karier di mana saja!

Pertanyaan Seputar Liabilitas

  1. Apa yang dimaksud dengan liabilitas?
    ⁠Liabilitas adalah utang atau kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan kepada kreditur sesuai kesepakatan. Secara singkat, liabilitas artinya kewajiban atau sesuatu yang terutang dan wajib dilunasi.
  2. Apa saja jenis liabilitas?
    ⁠Terdapat dua tipe liabilitas, yakni liabilitas jangka pendek dan jangka panjang. Liabilitas jangka pendek disebut utang lancar karena harus dibayar dalam waktu singkat, di bawah 12 bulan. Di lain sisi, liabilitas jangka panjang disebut utang tidak lancar karena dibayar dalam waktu lama, di atas 12 bulan.
  3. Apakah liabilitas sama dengan utang?
    ⁠Sebenarnya, utang memang menjadi bagian liabilitas. Namun, tidak semua utang dapat dikategorikan sebagai liabilitas. Contoh: utang wesel dan obligasi.
  4. Utang gaji termasuk liabilitas apa?
    ⁠Selain tagihan listrik, utang gaji juga termasuk dalam liabilitas jangka pendek. Perusahaan wajib melunasi utang ini sebelum tanggal gajian bulan selanjutnya.
  5. Apakah modal termasuk liabilitas?
    ⁠Modal tercatat sebagai jenis liabilitas. Modal ini berasal dari jumlah aset yang dikurangi utang perusahaan.
  6. Utang bank termasuk utang jangka apa?
    ⁠Utang bank tergolong liabilitas jangka panjang karena pelunasannya lebih dari 12 bulan.

More from this category: Pengembangan karir

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.