Apa itu Workaholic dan Hard Worker?

Apa itu Workaholic dan Hard Worker?
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 15 November, 2022
Share

Dalam dunia kerja, seseorang yang bekerja keras tentu akan dihargai atasan dan rekan kerja. Tetapi, ada kalanya seoranghard workermenjadi seorangworkaholic, yang justru tidak bagus. Apa ituworkaholic? Apa bedanya denganhard worker?

Penting untuk mengetahui perbedaanworkaholicdenganhard workerkarena, walaupun sama-sama membuahkan hasil kerja yang banyak, mereka tetap memiliki dampak yang drastis berbeda. Artikel ini akan menjabarkan perbedaanworkaholicdanhard worker, dan juga memberi gambaran kinerja yang optimal untuk para Jobseekers!

PerbedaanWorkaholicdanHard Worker

Waktu Lembur

Kerja sepanjang jam kerja saja sudah buat lelah, apalagi kalau harus kerja sampai larut malam, bukan? Orang-orang pada umumnya justru ingin cepat pulang agar bisa santai, nonton film, atauquality time.

Tetapi, zaman sekarang sudah marakhustle culturedalam dunia kerja. Apa ituhustle culture?Hustle culturemengacu kepada kecenderungan untuk kerja terus menerus tanpa istirahat demi sukses.Cultureini sering kali dianut oleh paraworkaholic.

Kalau untuk seoranghard worker, lembur itu memang menyebalkan, tetapi mereka akan bersedia tinggal di kantor sedikit lebih lama demi dapat menyelesaikan sisa tugas mereka dengan tim. Kadang mereka juga merasa lembur sedikit lebih baik dibanding menunda-nunda dan membawa pulang pekerjaan. Selain itu, ini jadi cara mereka memastikan mereka tidak diganggu waktuweekend.

Intinya, seoranghard workerakan lembur jika ada kebutuhan saja. Jika malam itu ada pesta ulang tahun anak, atauanniversary dinner, atau mereka sudah merasa mulai sakit demam, mereka tidak akan lembur. Pekerjaan masih bisa dilanjutkan dengan optimal di hari kerja selanjutnya.

Tetapi, bagi seorangworkaholic, batasan-batasan semacam itu tidak ada. Seorangworkaholicakan secara sukarela tinggal di kantor lebih lama sampai larut. Walaupun ada rekan kerja yang bersedia membantu agar sama-sama bisa pulang lebih cepat,workaholiclebih suka lembur dan bekerja saja.

Hal ini karena, bagiworkaholic, ada sebuah kegelisahan jika mereka tidak bekerja, atau jika orang lain yang mengerjakan tugas tersebut dan bukan mereka. Kegelisahan ini membuat siworkaholicingin lembur, bahkan jika itu berarti mereka harus mengorbankan hal-hal lain di luar kehidupan kantor.

Jika kamu sudah sering melewatkan pesta ulang tahun anak, kumpul dengan teman-teman, dan kamu sudah terbiasa bekerja walaupun demam, mungkin kamu sudah memasuki ranahworkaholicdanhustle culture.

Sifat kompetitif di kantor

Keinginan untuk menang dan menjadi yang terbaik itu manusiawi. Hal ini juga lazim terjadi di kantor, seperti penghargaanbest employee of the month, naik jabatan, mendapat bonus, dan lain-lain.

Seoranghard workerakan melakukan yang terbaik dalam semua tugas mereka di kantor. Hal ini dipacu oleh keinginanhard workeruntuk bersaing dengan diri mereka sendiri yang sebelumnya. Bulan lalu mencapai target dalam jumlah sekian, maka bulan ini harus lebih tinggi dari itu!

Sifat kompetitifhard workeritu tidak akan mengakibatkan konflik dengan rekan kerja mereka. Justru, sifat ini dapat memotivasi rekan kerja lain untuk melakukan yang terbaik juga.Hard workerakan fokus kepada perkembangan pribadi, sekaligus merangkul teman sekantor mereka.

Namun, seorangworkaholictidak hanya kompetitif dengan diri sendiri;workaholicakan melihat rekan kerjanya sebagai saingan juga. Seorangworkaholicada keinginan untuk menjadi yang terbaik di kantor, dan mereka akan sangat kesal jika yang terbaik itu bukan mereka.

Seorangworkaholicumumnya tidak melihat teman-teman sekantornya sebagai teman, melainkan saingan kerja semata. Maka dari itu,workaholicumumnya tidak memiliki hubungan yang akrab dengan rekan kerja.

Jika ada yang lembur satu jam, siworkaholictidak akan mau kalah dan akan lembur tiga jam. Di sisi lain, sihard workerakan santai saja. Jika ada waktu, mereka bisa membantu temannya yang lembur atau mencicil pekerjaan mereka selanjutnya. Tapi, mereka tahu kapan harus membatasi diri jika ada rencana atau harus beristirahat.

Work-life balance

Ketika kamu memiliki karir, kamu memiliki dua dunia yaitu dunia kerja dan dunia pribadi. Untuk seoranghard worker, rasio kedua dunia ini cukup seimbang. Namun, untuk seorangworkaholic, dunia kerja mendominasi kehidupan mereka, sampai dunia pribadi nyaris nihil.

Seperti yang telah dikatakan, seoranghard workercenderung tidak akan memprioritaskan lembur di atas rencana-rencana mereka yang lain. Seoranghard workerakan tetap bekerja dengan fokus dan maksimal di jam kerja tetapi juga tetap menggunakan waktuweekendmereka untuk keluarga, teman-teman, dan diri mereka sendiri.

Lalu, seoranghard workerakan menggunakan waktu libur mereka dengan baik. Mereka akan merayakan tahun baru, mengambil cuti untuk kebutuhan istirahat, mengajak keluarga liburan, bersenang-senang dengan teman, dan lain-lain. Hidup mereka tidak sebatas lingkungan kantor saja.

Di sisi lain, seorangworkaholictidak memilikiwork-life balancesemacam itu. Mereka cenderung tidak akan mengambil cuti dan tidak akan mengambil waktu untuk berliburan.Hustle cultureyang mereka anut menuntut mereka untuk hidup demi kerja, bukan kerja demi hidup. Selagi masih ada waktu untuk kerja, mereka akan bekerja meski itu hari libur.

Oleh karena itu, seorangworkaholiccenderung akan mengabaikan keluarga dan teman-teman mereka demi pekerjaan. Singkat kata, seorang workaholic tidak memilikiwork-life balance.

Setelah mengetahui perbedaanworkaholicdenganhard worker, kira-kira kamu masuk kategori apa? Perhatikanlah pola kerjamu dan berhati-hati jika mulai merasa sulit atau bersalah untuk beristirahat dari pekerjaan, karena menjadi workaholicjelas memiliki banyak dampak negatif kework-life balance. Untuk lebih memahami sifatworkaholic, berikut pro dan kontra-nya!

Workaholic
ProKontra
  1. Menghasilkan kerja yang banyak dalam waktu singkat
  2. Umumnya akan dihargai dan dipertahankan atasan
  3. Berkesempatan memajukan karir
  1. Meskipun kuantitas kerja banyak, belum tentu kualitas maksimal, sehingga bisa jadi mengakibatkan cara kerja yang tidak efektif
  2. Tidak memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja dan orang-orang terdekat lainnya
  3. Tidak punya waktu bersantai dan tidak memerhatikan kesehatan diri sendiri

Virtual Career Fair

Work Harder atau Work Smarter?

Baik untukhard workerataupunworkaholic,hustle culturemasih menjadi sebuah masalah. Jika tidak mengelola tekanan budaya ini, kamu akan mengalami burnout. Oleh karena itu, kinerja harus diregulasi.

Apakah kamu pernah mendengar peribahasa “work smarter, not harder”? Apa perbedaan kedua hal tersebut? Yang mana yang lebih bermanfaat?

Work hardermengacu kepadahustle cultureyang selalu menuntut pekerja untuk bekerja sepanjang waktu dan dengan cara yang lebih tradisional.Work smarteradalah konsep yang mengajak pekerja untuk tetap menyelesaikan tugas-tugasnya tetapi dengan strategi yang lebih efektif dan inovatif.

Seoranghard workersebaiknyawork smarter, dalam arti bijaksana dalam mengatur waktu dan kinerjanya agar mencapai work-life balanceyang optimal.Hard workeryangwork smarterjuga akan lebih kreatif dalam menyelesaikan tugas, sehingga pekerjaan dapat selesai lebih cepat dan lebih mudah.

Mengetahui perbedaanworkaholicdanhard worker, dan perbedaanwork harderdanwork smarter, itu penting bagi pekerja agar dapat menyeimbangkan karir dengan kehidupan pribadi.

Work-life balanceitu penting demiwellbeingJobseekers.Wellbeingmengacu kepada kesehatan dan kesejahteraan hidup. Kalau kedua hal ini tidak dijaga, kamu tentu akan cepat merasaburnout.Burnoutitu berbahaya tidak hanya untuk kesehatan tetapi juga untuk semangat kerja ke depannya.

Ingat,hard workeryang mampu menjagawork-life balancedanwellbeing-nya akan lebih jauh dari rasaburnout, sehingga semangat kerjanya akan bertahan lebih lama dan bisa menghasilkan pekerjaan yang kualitasnya baik. Maka dari itu, masa karir seoranghard workerakan lebih panjang dan cenderung lebih bahagia.

Di sisi lain, seorangworkaholicyang tidak memiliki kehidupan pribadi yang baik akan lebih cepat merasa lelah dan stress, dan akhirnya merasaburnout. Hal ini akan mengakibatkan hubungan sosial yang tidak sehat, karir yang tidak membahagiakan, dan kesehatan yang menurun.

Untuk kamu yang ingin bekerja di pekerjaan idaman, tanpa harus mengorbankanwork-life balance, kamu dapat menggunakan layanan JobStreet! Perbarui profil JobStreet kamu sekarang untuk mendapatkan akses penuh ke semua jasa JobStreet. Setelah itu, kamu bisa menemukan tempat kerja yang cocok dengan #BebasDrama !

Kunjungi laman Tips Karir untuk mendapatkan lebih banyak tips tentangwork-life balance, persiapan cari kerja, menghadapi lingkungan kantor, dan lain-lain. Kamu juga bisa mendapatkan info soal gaji, template CV dan Cover Letter di laman Bantuan Karir.

Bawa JobStreet dimanapun kamu berada dengan mengunduh aplikasi JobStreet di Google Play dan App Store. Dengan begitu, kamu dapat terus terkoneksi bersama JobStreet tanpa ribet!

Di JobStreet kami selalu berupaya mengantarkan pekerjaan yang bernilai untuk Anda. Sebagai Partner karir, kami berkomitmen membantu pencari kerja menemukan passion dan tujuan dalam setiap langkah karir. Sebagai Partner Talent nomor 1 di Asia, kami menghubungkan perusahaan dengan kandidat tepat yang dapat memberikan dampak positif dan berkualitas kepada perusahaan.

Temukan pekerjaan yang bernilai untuk Anda. Kunjungi JobStreet hari ini.

Tentang SEEK Asia

SEEK Asia, gabungan dari dua merek ternama Jobstreet dan jobsDB, adalah portal lowongan pekerjaan terkemuka dan destinasi pilihan untuk pencari dan pemberi kerja di Asia. Kehadiran SEEK Asia menjangkau 7 negara yaitu Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam. SEEK Asia adalah bagian dari SEEK Limited Company terdaftar di Bursa Efek Australia, portal lowongan pekerjaan terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. SEEK Asia dikunjungi lebih dari 400 juta kali dalam setahun.

Tentang SEEK Limited

SEEK adalah grup perusahaan yang beragam, dengan portofolio yang kuat  yang mencakup usaha lowongan pekerjaan daring , pendidikan, komersial dan relawan. SEEK hadir secara global (termasuk di Australia, Selandia Baru, Cina, Hong Kong, Asia Tenggara, Brazil dan Meksiko), yang menjangkau lebih dari 2,9 miliar orang dan sekitar 27 persen PDB global. SEEK memberikan kontribusi positif kepada orang-orang dalam skala global. SEEK terdaftar dalam Bursa Efek Australia, yang menempatkannya sebagai 100 perusahaan teratas dan telah diperingkat sebagai 20 Perusahaan Paling Inovatif oleh Forbes.

More from this category: Kesejahteraan di tempat kerja

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.